Surabaya, Sonora.ID – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pimpinan DPRD Kota Surabaya di tahun 2022 ini sepakat untuk menyelesaikan permasalahan banjir.
Terlebih lagi, potensi terjadinya banjir sudah diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena tingginya intensitas curah hujan serta meningkatnya permukaan air laut.
"Kami sudah bahas bersama DPRD, kita akan cari hulunya. Banjir ini tidak bisa diselesaikan (dengan hanya saluran dikeruk), karena Surabaya ini air rob tinggi, curah hujan empat kali lipat dari (informasi) BMKG," kata Eri, Sabtu (01/01/2022).
Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri menyatakan, bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan banjir adalah dengan mencari hulu sungai di setiap wilayah. Misalnya, banjir yang sebelumnya sempat menggenang kawasan Lontar dapat diselesaikan dengan cara membuat tampungan air berupa bozem.
Baca Juga: SPBU di Surabaya Harus Tutup Pukul 21.00 WIB Saat Malam Pergantian Tahun 2022
"Nah, sekarang kita lihat dan cari hulunya, berarti harus ada tampungan air. Seperti di Lontar, ada bozem. Kemudian, di depan Unesa (Universitas Negeri Surabaya) sudah tidak banjir, soalnya kita alirkan ke Kali Makmur," ujarnya.
Meski begitu, Eri mengakui, saat hujan deras turun, sejumlah kawasan di Kota Surabaya kerap terjadi banjir dan langsung surut. Maka, selain dilakukan pengerukan saluran, tentu saja persoalan ini harus diselesaikan dengan cara lain. Seperti misalnya, memperbesar saluran atau membuat saluran baru yang dapat langsung menuju ke sungai utama.
"Berarti untuk menyelesaikan banjir, tidak bisa kalau (misal), oh di (kawasan) sana banjir, langsung ke sana dikeruk, tidak bisa," ungkapnya.
Baca Juga: Risma Salurkan Bansos, Eri Siapkan Tempat hingga Fasilitas Transportasi
Bahkan, di kawasan Ketintang yang merupakan rumah kediaman Eri, juga kerap banjir saat hujan deras turun.
Nah, khusus untuk masalah kawasan ini, memang dikarenakan sungai Ketintang Madya yang terkoneksi dengan Wonocolo, merupakan aliran irigasi untuk sawah. Sementara saat ini, kawasan yang dulunya merupakan area persawahan tersebut, sudah dibangun rumah-rumah warga.
"Daerah Ketintang itu dulu irigasi, sehingga kalau (dulu), air masuk ke sungai dialirkan ke sawah sawah. Kalau sekarang sawahnya sudah jadi rumah, maka harusnya dibalik, yang awalnya mengalir ke irigasi, harus mengalir ke sungai," jelasnya.
Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, Pemkot Surabaya Sebar Personel Gabungan
Karenanya, Eri memastikan, untuk menyelesaikan banjir di kawasan Ketintang, pihaknya akan membangun saluran yang dapat langsung mengalirkan air ke Sungai Rolak Gunungsari. Pembangunan saluran ini diharapkan ke depan dapat mengurangi beban sungai irigasi yang menuju ke Wonocolo.
"Jadi Insya Allah tahun 2022, seperti itu. Kita tahu masalahnya, hulu nya apa, oh di sana. Jadi kita buatkan got (saluran) yang masuk langsung ke Kali Rolak Gunungsari," terangnya.
Di samping menangani banjir dengan berpedoman pada hulu, Cak Eri juga mengimbau masyarakat agar dapat mengubah kebiasaan hidup dengan tak lagi membuang sampah di sungai. Tentu saja dalam menyelesaikan soal banjir, pemkot tak bisa bekerja sendiri dan butuh partisipasi gotong royong serta kepedulian warga.
"Insya Allah anggaran tahun 2022, kita sepakat dengan DPRD fokus ke daerah-daerah yang ada banjir dan genangan langsung selesai. Harapannya kita Forkopimda, hujan tidak ada genangan Ayo diselesaikan bareng-bareng," pungkasnya.
Baca Juga: Target Tiga Bulan, Pemkot Surabaya Kejar Zero Stunting