Banjarmasin, Sonora.ID - Sesuai prediksi Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Desember 2021 lalu, air pasang tinggi di Sungai Martapura yang berpotensi terjadinya banjir rob kembali terjadi di awal tahun 2022.
Prediksi itu sendiri terjadi terhitung mulai dari tanggal 2 Januari 2022 lalu, hingga 10 Januari 2022 mendatang, dengan ketinggian puncak pasang mencapai 2,5 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin pun mencatat, setidaknya ada 15 lokasi yang terdampak akibat peningkatan permukaan air sungai tersebut.
Baca Juga: Ancaman Banjir Awal Tahun, Pemko Banjarmasin Mulai Siapkan Pengungsian
"Sesuai hasil pantauan kita ketinggian air yang terjadi di 15 titik itu beragam. Yakni mulai 10 hingga 50 CM," ucap Andy Putra, Koordinator Lapangan Monitoring Banjir Rob BPBD Kota Banjarmasin kepada Smart FM, Selasa (04/01).
Andy memaparkan, wilayah yang terdampak banjir rob kali ini masih sama seperti yang terjadi di awal Desember 2021 lalu. Hanya saja banjir rob kali ini masih dalam intensitas sedang.
Misalnya di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur, terjadi di Jalan Banua Anyar, Kelurahan Banua Anyar dan Jalan Kramat Raya, Kelurahan Sungai Bilu, Kecamatan Banjarmasin Timur, dengan ketinggian 5-10 CM.
Kemudian di wilayah Banjarmasin Selatan, luapan air pasang berdampak ke Jalan Kelayan B, Kelurahan Kelayan Tengah dan Jalan Prona I, II dan III, Kelurahan Pemurus Baru, dengan ketinggian air sekitar 10-15 CM.
Selain itu, banjir rob juga merendam kawasan permukiman di wilayah Banjarmasin Tengah. Seperti Jalan Jafri Zam-zam dan Kelurahan Teluk Dalam dengan ketinggian air 10-15 CM.
"Lalu juga di Jalan Sungai Mesa (Kampung Sasirangan), Kelurahan Seberang Mesjid, ketinggian air mencapai 21-25 CM," jelasnya.
Baca Juga: Banjarmasin Langganan Banjir Rob, Pemerintah Diminta Tegas Soal IMB
Lebih jauh, Andy menyampaikan, sebagian wilayah Banjarmasin Utara juga tak luput dari rendaman air pasang.
Seperti Jalan Sungai Jingah, Kelurahan Sungai Jingah, Jalan Simpang Tiga Kelurahan Surgi Mufti, Jalan Sungai Miai, Kelurahan Sungai Miai, Jalan Pangeran Kelurahan Pangeran, dan Komplek Purnama Permai, Kelurahan Sungai Andai, yang rata-rata terendam air rob dengan ketinggian 10-15 CM.
Lalu, untuk wilayah Banjarmasin Barat, air rob merendam wilayah Simpang Anem, Kelurahan Kuin Cerucuk, dengan ketinggian air 10-20 CM. Jalan Cendrawasih, Kelurahan Belitung Selatan, dengan ketinggian air 15-25 cm. Jalan Pembangunan Ujung, Kelurahan Kuin Cerucuk, dengan ketinggian air 30-40 CM.
Dan yang paling parah ada di Jalan Bandarmasih, Kelurahan Belitung Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat, dengan ketinggian air 30-50 CM.
"Karena tidak dibarengi dengan hujan. Seandainya tadi malam Banjarmasin diguyur hujan bisa jadi lebih dalam daripada kemarin," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin, Fahrurazi menilai, air pasang yang terjadi tak ada sangkut pautnya dengan banjir kiriman.
Baca Juga: Tahun 2022, Disdik Banjarmasin Berharap Sekolah Sudah Bisa Normal
Dari informasi yang ada di BPBD Kota Banjarmasin, air pasang masih terjadi hingga beberapa hari ke depan.
"Murni pasang surut air laut," ucapnya, (04/01) siang.
Ada pun antisipasi yang kini tengah dilakukan, BPBD Kota Banjarmasin masih menghimpun dan memverifikasi data alias kawasan yang bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tempat pengungsian. Jika ke depan, terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Data itu diusulkan oleh masing-masing kelurahan atau kecamatan. Dari lima kecamatan, hanya satu yang selesai dan tinggal kami verifikasi. Yakni, di kawasan Kecamatan Banjarmasin Selatan," ungkapnya.
"Tapi di kawasan itu pun masih kami rumuskan, di mana saja nantinya posko pengungsian didirikan. Karena tidak bisa sembarangan. Kita mesti melihat fasilitas mck dan lainnya juga," tutupnya.