Untuk mencegah lonjakan kasus demam berdarah tersebut, Handanu mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur.
“Yang harus kita lakukan adalah menutup, mengubur, melakukan abatisasi, memberikan fogging. Yang penting adalah kebersihan lingkungan, kalau setiap rumah mau memantau jentik rumah, ini bisa menurunkan angka demam berdarah,” imbau Handanu.
Sebagai informasi, kasus DBD di Pontianak meningkat pada akhir tahun 2021 yaitu tepatnya di bulan Oktober dan November.
Baca Juga: Kasus DBD di Provinsi Bali Cenderung Alami Penurunan, Januari-Juni Capai 2.055 Kasus
Adapun jumlah pasien sendiri, Handanu mengklasifikasinya menjadi tiga. Pertama, kategori Demam Berdarah Dengue terhitung dari Januari hingga Desember 2021 berjumlah 16 orang.
Ketegori kedua, Demam Dengue berjumlah 34 orang. Dan kategori ketiga, yaitu suspek DBD berjumlah 141 orang.
“Munculnya itu di akhir 2021, agak meningkat. Sejak minggu ke-32, sekitar bulan Oktober November agak meningkat. Kemudian menurun lagi. Untuk DBD di 2021 itu jumlahnya yang kita sampaikan, angka kematiannya nol,” tutup Handanu.