Palembang, Sonora.ID - Pembelajaran tatap muka secara penuh rencananya akan digelar mulai awal tahun 2022. dr. Zulkhair Ali, Sp.PD, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang mengatakan bahwa bila rencana tersebut benar-benar jadi diterapkan maka perlu pengawasan dan monitoring. Bila ada peningkatan kasus maka pembelajaran harus distop kembali.
“Dari IDAI ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila PTM 100% diantaranya daerah tersebut belum tertular omicron. Sampai saat ini belum ada di Sumsel tapi kemungkinan tetap ada,” ujarnya.
Ia menilai selama ini pengawasan masih menjadi masalah. Penerapan 3M memiliki beragam presepsi. Ada yang bilang buka masker diperbolehkan asal sebentar saja.
Baca Juga: Dokter Ungkap Alasan Untuk Mempertahankan 3 Kebiasaan Baru di Era Pandemi
Menurutnya perlu diseragamkan, item-item yang boleh dan tidak diperboleh harus dipertegas. Daerah yang diizinkan harus disebutkan, permainan apa yang diperbolehkan.
Membuka masker sebaiknya tidak diperbolehkan karena masker adalah pertahanan awal. Apapun variannya jangan sampai masuk ke dalam tubuh lewat hidung atau mulut.
Satu-satunya cara yang ampuh menangkal virus masuk adalah dengan memakai masker. Pengukuran suhu hanya hiasan saja, bila sesorang demam maka otomatis tidak keluar rumah.
Mencuci tangan juga sifatnya sekali-sekali. Memakai masker dilakukan selama ada kontak. Setiap 4 jam diganti, masker kain harus dicuci. Sekarang harga masker sudah jauh lebih murah. Masyarakat kalau berfoto selalu buka masker takut tidak kelihatan wajahnya padahal sangat beresiko.
Baca Juga: Terkait PTM 100 Persen, Gubernur Ridwan Kamil: Tergantung Kabupaten/Kota
Dampak kenaikan kasus covid-19 usai natal dan tahun baru akan terlihat setelah 2 minggu kedepan atau satu bulan kedepan. Tatap muka sebaiknya menunggu dua minggu atau satu bulan kedepan.