Sonora.ID – Beberapa pengusaha mungkin akan mengalami penurunan omzet saat pandemi Covid-19 menyerang. Tapi, hal tersebut tidak berlaku untuk pengusaha keramik asal Salatiga ini.
Usaha Mikri, Kecil dan Menengah atau UMKM yang dijalankannya tetap bertahan melawan pemerosotan ekonomi saat pandemi ini.
Produsen keramik asal Salatiga bernama Roy Wibisono Anang Prabowo mendirikan usaha keramik yang dinamainya Naruna Ceramic.
Lahir di bulan Agustus 2019, usaha yang dibangun Roy Wibisono ini telah meraup banyak keuntungan, hinngga memiliki omzet mencapai 1.900 persen.
Dalam wawancaranya bersama Kompas.id, Roy menjelaskan bahwa ada 5 kekuatan dari UMKM yang ia jalankan.
Yaitu terletak pada riset pasar, kuat pada desain, kuat di marketing, kuat pada produksi serta kuat dalam leadership yang Roy akui itu mengarahkannya pada kenaikan omzet 19 kali lipat lebih banyak walau masa pandemi.
“Leadershipnya ini lah yang akan mengarahkan bagaimana arah Naruna ke depan sehingga setiap saat target kami selalu naik, naik, naik dan naik terus” terang Roy.
Bahkan hingga akhir tahun 2021 kemarin, produk keramik asal Salatiga, Jawa Tengah ini telah merambah ke pasar internasional.
Produk Naruna berhasil diekspor ke berbagai negara, mulai dari Arab Saudi, Qatar, Turki, Hong Kong, Singapura, hingga Australia.
Baca Juga: Sukses di Dunia Bisnis, Kata Tung Dasem Waringin 'Belajar dari Orang yang Benar'
Pendiri UMKM ini Roy juga bercerita, bahwa per tahunnya Naruna bisa menghasilkan 4,6 miliar rupiah atau sekitar 300 jutaan per bulan.
Namun, dibalik kesuksesannya sekarang ternyata Roy menyimpan perjuangan yang cukup menyentuh, ia mengaku awal berdirinya usaha ini hanya dimulai dari sebuah garasi tanpa ada kantor yang layak untuk para timnya, hal itu dikarenakan tidak adanya modal.
“Dari garasi kecil kami merancang strategi besar untuk suatu industry keramik yang ada di Indonesia. Kita mulainya dengan keterbatasan, kami juga tidak punya kantor” kata Roy yang penuh semangat tersebut.
Saat itu, Roy dna tim juga menggunakan alat produksi sederhana, dari mulai tungku sendiri hingga kompresor bekas.
Awal pemasaran ia mulai menjual keramik-keramik hasil kerajinannya melalui media sosial. Dia tak memiliki toko atau galeri resmi.
Bahkan Roy mengaku, bersama timnya ia hanya memanfaatkan warung bubur kacang ijo buat melakukan rapat atau sekedar mengaupload foto dagangan keramik tersebut.
Tidak berhenti semangat dalam sebuah keterbatasan, ia memiliki segmen pasar di kala pandemi, yaitu orang-orang yang bekerja di rumah, orang kantoran yang suka menggunakan barang-barang dengan dari bahan keramik.
Bukan hanya unggul dalam target pasar, tapi setelah bangkit dari keterpurukan bisnis, pemilik UMKM keramik Roy Wibisono ini telah membuat inovasi dalam produk yang dijualnya. Bersama tim, ia memadukan seni kerajinan keramik dan teknologi.
Dan sekarang, setelah produknya diminati banyak orang dan bukan dari Indonesia saja, target pasar yang saasar juga turut melebar.
Sekarang produknya juga banyak ditemui di hotel-hotel bintang lima di Indonesia, bahkan di luar negeri juga.
Produk hasil usaha Roy bersam tim ini, dijual dengan harga satuan berkisar di 120 ribu rupiah. Harga yang dipatoknya merupakan harga yang terbilang wajar sebab produk buatannya dinilai memiliki kualitas produk
Secara kebetulan,Roy cukup paham soal racikan bahan kimia karena pernah mengemban pendidikan ilmu kimia.
Ia juga pernah bekerja di pabrik keramik dan itu bisa digunakan sebagai pengalaman untuk membangun usahanya sendiri.
Meski hanya sebuah keramik seorang Roy menjamin produknya kuat dan tahan banting. Selain itu, produknya juga tahan gores, tahan dipanggang di microwave, dan bebas material beracun.
Baca Juga: Ini 3 Cara Bangkitkan Bisnis Hotel yang Bangkrut Akibat Pandemi