Selain itu, Queen Athena juga mengaku sudah mengadopsi "Boneka Arwah" sejak dua tahun lalu. Semula ia memiliki tiga boneka, bahkan sempat sampai 80 "Bboneka Arwah".
Menurut dia, arwah yang ada di dalam boneka itu adalah arwah anak-anak yang meninggal karena keguguran atau dibunuh. Diungkapkan jika dia memasukkan arwah itu di boneka dan dirawat sampai waktunya arwah ini dipanggil untuk reinkarnasi.
"Saya tidak menyembah mereka dan tidak mendewakan atau menuhankan mereka. Kami yang merawat, murni mengurus mereka, memberikan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan saat mereka hidup. Jadi kalau mendewakan kan memuja, menaruhnya di tempat khusus. Kita tidak meminta kepada spirit doll. Di luar sana banyak orang tua asuh berlebihan. Itu bentuk kasih sayang terhadap anak asuhnya. Kita bisa katakan, ini anak asuh kita yang memilih mereka," tambahnya.
Menurut Queen Athena, boneka-boneka itu diberi susu dan makanan setiap harinya. Boneka-boneka itu, kata dia, sering memanggil, meminta susu dan kue ke bunda –demikian menurut Athena, boneka-boneka itu memanggilnya.
Baca Juga: Ngeri! 3 Boneka Santet di Indonesia Ini Lebih Seram dari Spirit Doll
Lantas seperti apa fenomena spirit doll dari pandangan ilmu Sosiologi?
Seorang Pakar Sosiologi yang juga merupakan dosen FISIP Universitas Udayana (Unud) Bali, Wahyu Budi Nugroho S.Sos, MA, mengatakan bahwa spirit doll berwujud bayi dapat dikatakan sebagai sarana mencurahkan kasih sayang.
"Dikarenakan sebab-sebab tertentu, mereka belum bisa menikah dan memiliki anak, sehingga secara sosiologis spirit doll ini bisa disebut sebagai substitusi, sarana aktualisasi menjadi orangtua, bahkan belajar untuk menjadi orangtua," kata Wahyu.
Yang menarik menurut Wahyu adalah, wujud relasi para artis maupun mereka yang menggunakan atau mengadopsi spirit doll merupakan wujud relasi yang tertukar.