Ia berharap, seluruhnya dapat menjadi satu bagian dalam upaya mensejahterakan warga Kota Surabaya.
Hal ini disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi sesuai memberikan pengarahan kepada pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Pangan (BSP) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Graha Sawunggaling Lantai 6 Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Sabtu (08/01/2022).
Wali Kota berharap, meski sentuhan atau jenis bansos yang diberikan pemerintah berbeda, tapi data yang disasar atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) orangnya sama. Sehingga pendamping bansos antara satu dan lainnya memiliki satu data penerima manfaat yang sama.
"Jadi sudah cukup jangan mlaku dewe-dewe (cukup jangan berjalan sendiri-sendiri)," pesannya.
Selain itu, Eri mengungkapkan, bahwa pihaknya juga melibatkan masyarakat dalam update data penerima bansos. Nantinya, data dari hasil survei dan verifikasi pendamping bansos sebelumnya, akan ditempel di setiap Balai RW dan kelurahan.
"Insya Allah data yang sudah dicek ditaruh Balai RW dulu pada hari Minggu. Kalau tidak ada perubahan dari RT/RW atau warga, nanti setelah itu ditempel lagi sampai Kamis. Nah, setelah itu semuanya teken, mulai pendamping PKH, BPNT, TKSK, Camat dan Lurah. Sehingga data ini sama, setelah itu kita sentuh," jelasnya.
Disampaikan, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi publik, pemkot juga berencana menempel stiker rumah setiap KPM. Dengan begitu diharapkan, masyarakat juga bisa menilai apakah bansos yang diberikan pemerintah sudah tepat sasaran.
"Rumahnya (KPM) kita juga berikan stiker, di situ bisa tahu apakah tepat sasaran atau tidak," katanya.
Ketika ditanya langkah penempelan stiker apakah tidak membuat malu KPM, Wali Kota menuturkan, bahwa hal yang justru membuat malu adalah ketika bansos yang diberikan tidak tepat sasaran.
Makanya langkah itu diambil agar masyarakat lain juga bisa menilai apakah bansos yang diberikan pemerintah sesuai dan sudah tepat sasaran.
Baginya, Pemkot Surabaya tidak akan bisa sempurna kalau hanya kerja sendiri. Ia juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengawasi, mengontrol maupun mengusulkan data calon penerima bansos.
"Jadi ditempel di Balai RW biar dikoreksi warga. Kalau ternyata datanya salah atau jumlahnya turun, naik, ya kita ubah. Makanya ayo (gotong-royong) bareng-bareng, karena ini juga untuk jangka panjang," pungkasnya.