Sonora.ID - Wajah pria yang menendang sesajen di Gunung Semeru sudah tersebar di media sosial.
Foto wajah pria penendang sesajen tersebut didapatkan dari tangkapan layar video yang viral.
Banyak warganet yang menyayangkan tindakan dari sosok pria yang memakai sarung tersebut.
Sebelumnya diketahui, pada Jumat (7/1/2021) video viral yang memperlihatkan seorang pria membuang dan menendang sesajen di Gunung Semeru.
Dalam video yang berdurasi 30 detik itu terlihat seorang pria menggunakan tutup kepala dan rompi mendekat kepada sebuah sesajen yang ditaruh di atas tanah oleh seseorang.
Ada dua sesajen yang terlihat, yaitu buah dan nasi yang masing-masing berada dalam wadah yang berbeda.
"Ini yang membuat murka Allah. Jarang sekali disadari bahwa inilah yang justru mengundang murka Allah, hingga Allah menurunkan azabnya. Allahu Akbar," kata pria dalam video sambil menunjuk sesajen itu.
Tak lama pria itu pun bergerak membuang sesajen dan menendang sesajen nasi tersebut.
Letak sesajen yang berada di atas permukaan tanah itu pun langsung jatuh ke bawah.
Aksi pria yang menendang sesajen itu sontak membuat geram Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Thoriqul Haq telah meminta kepada polisi untuk memburu pria yang viral tersebut.
Di sejumlah grup WhatsApp perintah Bupati Lumajang geram pun tersebar luas.
Dalam perintah pencarian itu, disebarluaskan pula foto wajah pria yang menendang sesajen tersebut.
"Saya sudah minta (polisi) untuk segera dicari pelakunya," ujar Thoriq.
Baca Juga: Viral! Video Tes Ketahanan Paru-paru Berlevel, Dokter Angkat Suara
Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno juga membenarkan jika pihaknya tengah mencari sosok yang viral tersebut.
"Masih kami upayakan mencari," kata Eka Yekti singkat.
Baru-baru ini sejumlah fakta mencuat jika pria yang menendang sesajen itu bukan warga Lumajang.
Bahkan profesi dari pria tersebut pun bisa dikatakan cukup penting untuk keberlangsungan masyarakat di sana yang tertimpa bencana.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut penendang sesajen di Gunung Semeru itu merupakan seorang relawan.
Thoriq menyebut pria tersebut seorang relawan yang masuk ke lokasi terdampak erupsi.
Sejujurnya ia sangat kecewa lantaran relawan tersebut justru melakukan urusan orang lain yang bukan merupakan tugasnya.
"Apapun motifnya jadi bagian relawan ke Lumajang, tentu saya kecewa tindakan itu. Karena itu melanggar tata nilai yang kami hidup berdampingan bersama dengan seluruh agama, seluruh suku di Lumajang" kata Thoriq kepada wartawan di Gedung Grahadi usai Muswil IKA PMII Jatim, Minggu (9/1/2022).
Dirinya akan mengambil langkah tegas untuk mengedukasi para relawan yang ada di lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Harus ada segera langkah-langkah melakukan pemahaman kembali kepada seluruh relawan yang datang di Lumajang adalah prioritasnya urusan kemanusiaan. Ada masyarakat kena bencana, relawan datang karena urusan kemanusiaan bukan karena urusan lain," tegas Thoriq.
Bukan hanya Bupati Lumajang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut menyesalkan tindakan dari pria yang membuang sesajen tersebut.
MUI menilai sikap tersebut tidak perlu dilakukan meski sejatinya dalam agama Islam hal tersebut bertentangan.
"Terkait seseorang yang menendang sesajen yang ada di Gunung Semeru saya pribadi menyesalkan adanya tindakan itu. Hal itu tidak perlu dilakukan meskipun menyaksikan bahwa praktik tradisi sesajen kepada makhluk halus atau jin atau penguasa alam sekitarnya yang diyakini masyarakat itu bertentangan dengan akidah Islam," kata Wasekjen MUI, Muhammad Ziyad kepada wartawan, Minggu (9/1/2022).
Ziyad mengatakan sebaiknya mengingatkan dengan cara yang baik dibandingkan menuruti keinginan sendiri.
"Kita harus menyadari bahwa berdakwah itu adalah menyampaikan pesan ilahi dengan cara baik, bukan menuruti kemauan sendiri, karena itu lah kewajiban bagi seorang muslim adalah mengingatkan saudaranya atau masyarakat apabila ada praktik keagamaan yang menyimpang atau bertentangan dengan akidah umat," ucapnya.
"Karena itu lah perlu dilakukan edukasi, bimbingan kepada masyarakat bahwa terjadinya erupsi gunung merapi adalah bagian dari takdir Allah SWT, semua yang terjadi di alam raya ini merupakan kehendak dari Allah SWT, yang kita lakukan adalah bukan dalam bentuk pemberian sesajen. Tapi kita berdoa kepada Allah memohon perlindungannya agar dijauhkan dari malapetaka yang terjadi," lanjut Ziyad.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan nasihat kepada masyarakat, jika memang tidak berhasil maka bisa dilakukan dengan adu argumentasi.
Cara ini tentu diyakini merupakan cara yang baik dan benar.
"Ritual sesajen yang diyakini masyarakat itu merupakan yang dikategorikan syirik, menyekutukan Allah, syirik itu perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu, kita meluruskan dengan cara berdakwah dengan penuh kebijaksanaan, nasehati yang baik dinasehatkan ini tidak baik bertentangan dengan agama, kalau tidak bisa lakukan berdebat dengan argumentasi yang baik," tuturnya.
Baca Juga: Sangkal Kabar Pakai ATM Laura, Ibu Gaga Muhammad: Menyentuh Saja Tidak
Artikel ini juga telah tayang di fotokita.grid.id dengan judul Foto Tampang Penendang Sesajen di Gunung Semeru Bikin Murka, Ternyata Pelaku Punya Profesi Ini, MUI Sampai Angkat Bicara