Agar tidak terpapar, yang pertama kita memperbanyak guru atau ulama. Setiap mendengar ceramah jangan satu ustad saja.
Memilih sebanyak-banyaknya ulama atau guru apa yang sampaikan atau diyakini. Paham radikalisme banyak menyebar melalui media social.
Upaya-upaya merekrut anggotanya menggunakan media social. Bila sudah tidak tahu batasan-batasan, berusaha tegas menolak apabila ada hal-hal yang tidak benar.
Hasil survey, usia milenial 17 sampai 24 tahun banyak terpapar radikal. Mereka cenderung lebih mudah terpapar, sedang mencari jati diri dan keinginan tahu yang besar.
Ciri-ciri terpapar radikalisme, dalam pergaulan mereka anti social, lebih emosional saat berbicara politik dan agama.
Apabila ada aksi unjuk rasa, perkataan mereka lebih keras dan pedas dan tidak melihat perasaan orang lain. Mereka sering mengadakan kegiatan dan pertemuan-pertemuan tertentu.
Sering terjadi memutuskan komunikasi dengan orang lain atau keluarga atau masyarakat.
Kebanyakan tampilannya berbeda. Kadang dengan ulama kritis tidak bisa menerima pembauran negara Indonesia berdasar bhineka tunggal ika.
“Polri siap menerima laporan atau melihat suatu kelompok yang mencurigakan dimasyarakat,” tutupnya.
Baca Juga: Siap-Siap!, Tilang Elektronik Akan Diterapkan Awal Tahun Depan