Sonora.ID - Membahas tahun 2022 terkadang tidak hanya dikelilingi oleh rasa semangat menjalani lembaran baru.
Beberapa mungkin masih merasa pesimis dan tidak termotivasi untuk memulai lembaran baru ini.
Padahal, sudah dua tahun kita dituntut hidup dalam kondisi krisis hingga akhirnya terbiasa.
Seharusnya pengalaman ini membuatmu lebih strategis dalam merencanakan kegiatan kedepannya.
Jangan sampai keterpurukan sejak tahun 2020 ini malah membuatmu jauh dari resolusi yang ingin dicapai sebelum pandemi menyerang.
Dalam siaran Radio Smart FM bertajuk 'Start Strong 2022 Part 2' (11/1/2022), motivator bisnis James Gwee mengatakan kalau selama ini kesalahan kita adalah tidak membuat perencanaan.
Mungkin banyak dari kita yang terlalu berserah diri dan membiarkan segalanya 'berjalan apa adanya'.
Hal ini cukup disayangkan karena sebetulnya kamu masih memiliki peluang untuk mencapai banyak hal, hanya saja perlu strategi dan perencanaan yang lebih khusus.
Dalam siaran tersebut James Gwee memberikan dua skenario dasar yang bisa dijadikan acuanmu dalam menyusun perencanaan Start Strong, terutama untuk para pengusaha.
Baca Juga: 3 Alasan Harus Start Strong di 3 Bulan Pertama Tahun 2022, Jangan Sampai Ketinggalan Kereta!
Skenario pertama adalah skenario yang menggambarkan kalau kondisinya sudah sejalan dengan prediksi pemerintah, yakni adanya pertumbuhan ekonomi sejumlah 5,8 persen.
Walaupun prediksi ekonomi nasional menunjukkan peningkatan, James Gwee menyarankan agar kamu tidak terpaku dan memukul rata semua sektor; bahwasanya semua sektor memberikan profit yang sama.
Kamu harus tau manakah sektor yang akan tumbuh, lemah, dan terpuruk.
Skenario kedua adalah ketika prediksi pemerintah meleset. Misalkan ketika pertumbuhan yang diprediksikan hanya mencapai 5,2 persen.
Atau ketika kondisinya seperti saat ini, yakni kemunculan varian baru Omicron yang sangat mudah menyebar walaupun tidak begitu separah Delta.
Mengetahui fakta ini tentunya kamu perlu 'ngerem' dengan target-target yang sangat ambisius.
Selain ngerem, kamu perlu mempertimbangkan kembali sektor mana yang menguntungkan kuat, lemah, atau bahkan terpuruk mengacu pada pertumbuhan 5,2 persen tersebut.
Pertimbangan ini juga ada baiknya dilakukan bersama rekan-rekan kerjamu untuk mengukur seberapa realistis target yang kamu capai.
Jika dalam diskusi tersebut tidak ada yang menunjukkan respon positif, sudah saatnya kamu memikirkan ulang target tersebut.
Baca Juga: Sempat Dijodohkan oleh Orang Tua, Begini Jawaban Aldy Maldini