Sonora.ID - Saat vagina gatal, pasti rasanya sangat tidak nyaman. Hati-hati mungkin Kamu punya 8 penyakit ini, pernah mengalami vagina gatal?
Vagina gatal yang terjadi di area sensitif di vagina dan vulva (labia, klitoris, dan lubang vagina) sangatlah tidak nyaman.
Kendati begitu, vagina gatal seringkali membaik dengan sendirinya. Tapi, jika terus berlanjut segera hubungi dokter, dikutip dari WebMD.
Jika Kamu pernah mengalami kondisi vagina gatal, mungkin Kamu punya 8 penyakit ini!
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Ini 5 Tips Pilih Pelumas Vagina untuk Hubungan Seks
1. Iritasi: Membuat vagina sering gatal
Penggunaan bahan kimia di vagina dapat membuat vagina sering gatal. Kemudian, penggunaan bahan kimia ini akan memicu iritasi.
Selanjutnya, iritasi akan memunculkan reaksi alergi seperti ruam gatal di berbagai area tubuh termasuk vagina.
Baca Juga: Ladies, Begini 5 Tips dan Cara Dasar Merawat Kesehatan Vagina
Iritasi yang membuat vagina sering gatal biasanya disebabkan oleh penggunaan:
Jika Kamu menderita diabetes atau inkontinensia urin maka urin juga dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan vagina sering gatal.
2. Penyakit kulit: Membuat vagina sering gatal
Beberapa penyakit kulit yang bisa membuat vagina sering gatal ialah eksim dan psoriasis. Biasanya vagina menjadi kemerahan dan gatal-gatal.
Eksim atau dermatitis atopik adalah ruam yang terjadi pada penderita asma atau alergi. Ruam Eksim biasanya ditandai dengan kemerahan dan gatal dengan tekstur bersisik.
Eksim dapat menyebar ke seluruh bagian vagina.
Sementara psoriasis adalah kondisi kulit umum yang menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di sepanjang kulit kepala dan persendian.
Tidak jarang psoriasis juga terjadi di vagina dan membuat vagina sering gatal.
3. Jamur vagina: Membuat vagina sering gatal
Ragi adalah jamur alami yang biasanya ada di vagina. Ketika pertumbuhan ragi tidak terkendali, maka bisa membuat vagina sering gatal.
Infeksi ragi dikenal juga dengan infeksi jamur vagina. Melansir dari laman Healtline, jamur vagina muncul ketika wanita meminum antibiotik.
Antibiotik akan membunuh bakteri baik dan bakteri jahat. Padahal, bakteri baik diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ragi tetap terkendali.
Pertumbuhan jamur yang berlebihan di vagina dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman, termasuk vagina sering gatal, terbakar, dan keluarnya cairan kental.
4. Vaginosis bakterial: Membuat vagina sering gatal
Vaginosis bakterial (BV) merupakan salah satu penyakit yang membuat vagina sering gatal. Sama seperti infeksi jamur, BV dipicu karena bakteri baik dan jahat tidak seimbang.
Gejala dari penyakit ini biasanya vagina sering gatal dan keputihan dengan berbau busuk. Dalam beberapa masuk di vagina ada kotoran yang berbusa.
Baca Juga: Ampuh! Inilah 6 Cara Alami Agar Vagina Harum Semerbak Setiap Hari
5. Penyakit kelamin: Membuat vagina sering gatal
Penyakit kelamin biasanya ditularkan saat ada hubungan seksual tanpa kondom, kemudian berakibat pada vagina sering gatal.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan gejala tambahan, termasuk pertumbuhan abnormal, keputihan berwarna hijau atau kuning, dan nyeri saat buang air kecil.
6. Menopause: Membuat vagina sering gatal
Wanita yang sedang memasuki masa menopause (tidak mens lagi) biasanya akan mengalami vagina sering gatal.
Menopouse akan menurunkan kadar estrogen dan menyebabkan atrofi vagina. Atrofi vagina adalah penipisan mukosa yang dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan.
Kekeringan dapat menyebabkan vagina sering gatal dan iritasi.
7. Stres: Membuat vagina sering gatal
Stres fisik dan emosional dapat menyebabkan vagina sering gatal dan iritasi.
Lantaran, stres bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, vagina akan lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.
8. Kanker vulva: Membuat vagina sering gatal
Dalam kasus yang jarang terjadi, vagina sering gatal dapat menjadi gejala kanker vulva. Kanker vulva adalah jenis kanker yang berkembang di vulva.
Vulva merupakan bagian luar vagina. Vulva termasuk bibir bagian dalam dan luar vagina, klitoris, dan pembukaan vagina.
Kanker vulva mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika gejala memang terjadi, mereka mungkin termasuk vagina sering gatal, pendarahan abnormal, atau nyeri di daerah vulva.