Sonora.ID - Salah satu tujuan negara didirikan adalah untuk mengakomodir kebutuhan warganya secara kolektif agar tercapai kesejahteraan.
Kesejahteraan warga ini juga merupakan bagian krusial dari perwujudan hak asasi manusia; bahwasanya setiap orang punya hak yang sama untuk memperoleh hidup sehat dan berkualitas.
Perwujudan hidup sehat bisa berasal dari akses terhadap pangan, air, dan salah satunya adalah reproduksi.
Membicarakan reproduksi, maka instansi yang banyak bergelut dalam isu tersebut adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam menjalankan program yang berupaya mewujudkan kesejahteraan warga, BKKBN menginisiasikan Kampung Keluarga Berkualitas atau biasa dikenal sebagai Kampung KB.
Hal ini disampaikan oleh ketua BKKBN Hasto Wardoyo dalam wawancara 'Inovasi BKKBN untuk Indonesia Sehat' yang mengudara di Radio Sonora FM (13/1/22).
Hasto menjelaskan kalau dalam program ini terdapat 'Rumah Data' yang mana para petugas akan mencatat profil tiap keluarga.
Data-data yang dihimpun berkaitan dengan kondisi fungsi reproduksi; apakah ada yang sedang hamil, keluarga mana yang memiliki balita/batita/lansia, dan sebagainya.
Petugas tersebut biasanya adalah kader yang sudah dilatih oleh BKKBN dan ditugaskan di desa-desa, utamanya desa atau daerah tertinggal.
Baca Juga: Tak Hanya Dibebankan pada Wanita, Ketahui 5 Pilihan KB untuk Pria
Secara umum, Kampung KB ini menjalankan sebuah fungsi untuk mendorong keluarga-keluarga di Indonesia dapat menjalankan fungsi keluarga sebagaimana mestinya.
Fungsi-fungsi lainnya dari Kampung KB adalah fungsi pendampingan keluarga, fungsi pendidikan, fungsi reproduksi, kasih sayang, dan fungsi keamanan.
Sejauh ini sudah ada sekitar 16 ribu keluarga yang terjangkau oleh program Kampung KB.
Prioritas Keluarga KB terhadap daerah atau desa tertinggal ini merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi kesenjangan sosial di kalangan masyarakat.
Adapun manfaat yang bisa dan sejauh ini dirasakan para penerimannya adalah berupa 'akses ke berbagai layanan' dan kampung tertinggal menerima perhatian lebih.
Di lain sisi, manfaat yang diterima antar desa mungkin bisa saja berbeda karena program ini juga dijalankan berdasarkan pemetaan masalah; yang mana tiap desa mungkin memiliki masalah spesifik yang tidak bisa digeneralisasi.
Selain dari pembangunan keluarga, kampung-kampung ini mengalami pembangunan, seperti adanya jalan yang layak, pasokan listrik dan air, dan infrastruktur lainnya.
Baca Juga: Kontrasepsi dan Ketahanan Keluarga Meningkat, Inilah 2 Inovasi BKKBN