Makassar, Sonora.ID - Kepala Dinas Pendidikan, Muhyiddin menyampaikan permohonan maaf.
Ditujukkan kepada keluarga korban penganiayaan siswi SMP di Makassar.
Lantaran memberi pernyataan demi konten dalam menaggapi penyebab kejadian yang viral di sosial media.
"Ini terjadi miss komunikasi, jadi kami mohon maaf kepada keluarga besar orang tua siswa karena merasa bahasa dari saya terkait konten ini saya luruskan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Kamis (13/1/2022).
Dia mengatakan hal itu menjadi sorotan karena ditafsirkan keliru. Maksudnya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Dengan cara menginstruksikan pihak sekolah agar mengawasi maksimal aktivitas para peserta didik, khususnya di saat jam belajar.
Selain itu, meminta siswa untuk jangan sembarangan membuat dan mengunggah konten di media sosial.
"Saya kadis pendidikan Makassar memohon maaf. Tidak ada tujuan lain bukan kesengajaan, inilah kita berikan edukasi terutama guru kita perintahkan dan kepsek berhati-hati dalam sosial media," tambahnya.
Muhyiddin kemudian menjelaskan awalnya pelaku dan korban sudah didamaikan di sekolah sebelum akhirnya keluarga korban memilih melapor ke polisi.
Baca Juga: Database Dapodik di Makassar Berantakan, Ini Langkah Disdik
Hasil penelusuran, peristiwa terjadi di luar lingkungan sekolah serta bukan saat jam belajar. Pihaknya telah mendatangi SMP 21, sekolah korban dan pelaku, pada awal pekan ini.
"Kenapa ada keluar kata konten, karena persoalan di hari jumat sehingga langsung diselesaikan pihak sekolah melalui guru bk nya. Itu kan siswa sudah didamaikan, jadi tidak ada masalah kejadiannya tidak jauh dari sekolah,"
"Ini kan dikaitkan kita setelah beredarnya video, pada hari senin (10/1/2022) kita klrafikasi ke lapangan," tambahnya.
Adapun penyebab, dilatarbelakangi persoalan saling mengejek. Dalam rekaman video yang diterima, berisi penganiayaan seorang siswi SMP di Makassar oleh beberapa rekannya.
Terjadi pemukulan, tarik menarik rambut hingga berguling di atas tanah. Aksi baru terhenti usai ada yang melerai.
"Awalnya, saling mengejek namanya anak-anak 2 SMP itu labil lah maka terjadilah perkelahian. Cuman, kenapa bahasa konten yang keluar ini kan semua dikagetkan karena sudah diselesaikan guru,"
"Ini ada diantara mereka ini buat konten di sosial media. Makanya saya bilang itu sehingga jadi konsumsi publik," jelasnya.
Setelah peristiwa itu, kedua belah pihak sudah didamaikan. Namun rekaman video kejadian pun mendadak viral di medsos dan menjadi konsumsi publik.
"Ada kekerasan, inilah yang diolah sehingga kita klarifkasi. Ini menjadi pembelajaran bagi kita, saya sudah sampaikan ke anak didik hati-hari bersosial media, kalau keluar," tutupnya.
Baca Juga: Aksi Serangan saat PTM di Makassar, Ini Langkah Dinas Pendidikan