Sonora.ID - Seperti yang sudah diketahui bahwa setiap manusia memiliki mental yang berbeda-beda dan hal tersebut mempengaruhi cara mereka memandang dunia.
Mental tersebut juga sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mencari uang untuk bisa bertahan hidup dalam kerasnya dunia.
Tidak heran, di era sekarang, muncul istilah mental kaya dan mental miskin yang kerap kali digunakan kepada para generasi milenial.
Sebenarnya, apa sih yang membedakan mental kaya dan mental miskin?
Baca Juga: Pentingnya Merawat Kewarasan Mental di Tengah Ketidakwarasan Pandemi
Melalui program Smart Market Insight, Ryan Filbert menanggapi dan menjelaskan tentang perbedaan mental kaya dan mental miskin dari suduh pandang sebagai Inspirator Investasi.
Mental yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi cara mereka berpikir dan menentukan hal apa yang ingin dilakukannya dalam kehidupan.
Dari hal tersebut, Ryan dapat membedakan mana mental kaya dan mental miskin yang dimiliki oleh seseorang.
Hal yang patut diketahui terlebih dahulu adalah mental kaya dan mental miskin ini membicarakan sebuah kebiasaan; bukan pendapatan atau harta yang dimiliki seseorang.
Seseorang yang terlahir dengan mental kaya memiliki kebiasaan untuk merencanakan uang agar dapat menghasilkan lebih di kemudian hari ketika sudah mendapatkan rezeki.
Sedangkan seseorang yang terlahir dengan mental miskin, orang tersebut akan sibuk memikirkan cara menghabiskan uang yang sudah diperoleh dengan usahanya.
"Bedanya (mental kaya dan mental miskin) itu adalah bukan karena jumlah uang (yang dimiliki), tapi cara berpikir sederhana," ujar Ryan.
Sebenarnya, tidak ada salahnya memiliki rencana menghabiskan uang yang sudah diperoleh melalui kerja keras.
Tetapi, jika hal tersebut dilakukan terus menerus dan tidak memikirkan untuk memutar uang agar menghasilkan lebih, maka dapat dinyatakan salah dan berujung kemiskinan.
"Kalau kita lakukan secara terus menerus, bisa kita buktikan salah atau benar," jelas Ryan.
Baca Juga: 5 Manfaat Musik untuk Kesehatan Fisik, Mental, dan Performa Aktivitas berdasarkan Penelitian
Biasanya, para pemilik mental miskin juga selalu memikirkan untuk menggunakan barang-barang baru ketika akan menghadapi hari-hari besar, seperti Tahun Baru atau HariRaya
Banyak sekali yang mengeluarkan uang mereka untuk membeli barang-barang baru, seperti mobil, karena merasa semua harus terkesan baru ketika menghadapi hari-hari besar tersebut.
"Misalkan, mereka lewat tahun itu dengan mobil yang lama, dia anggap ada di keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya," kata Ryan.
Tidak jarang, membeli barang baru ini malah membawa petaka, seperti tidak mampu membayar cicilan mobil di bulan kedua atau ketiga setelah perayaan tahun baru atau hari raya usai.
Oleh karena itu, akan jauh lebih baik untuk memiliki perencanaan keuangan terlebih dahulu sebelum membeli barang-barang baru dengan uang yang dimiliki.
"Jangan sampai kita terkena mental-mental yang kaya, tetapi sebenarnya miskin," pungkas Ryan.