Banjarmasin, Sonora.ID - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di Banjarmasin terus digenjot.
Guna mengejar target sasarannya, Pemerintah Kota (Pemko) pun melakukan jemput bola. Yakni dengan mendatangi langsung anak-anak di sekolah.
Seperti yang dilaksanakan di SD Islam Sabilal Muhtadin hari ini, Kamis (20/1) pagi.
Kepala Sekolah Dasar Islam (SDI) Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Aintayati menuturkan, para orangtua siswa cukup antusias dengan adanya program vaksinasi anak.
"Alhamdulillah orang tua murid mendukung kegiatan ini. Kita juga sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) agar orangtua mengizinkan anaknya ikut bervaksin," ucarnya.
Baca Juga: Vaksinasi Anak di Boyolali Sudah Mencapai 98,7 Persen, Kini Mulai Tahap Kedua
Ia menerangkan, sebenarnya jumlah siswa yang diajukan untuk mendapatkan vaksin di SDI Sabilal Muhtadin sebanyak 848.
Namun, karena stok vaksin di puskesmas S. Parman terbatas, maka baru 158 siswa kelas 6 yang mendapatkan vaksin Covid-19. Sedangkan sisanya, masih menunggu tambahan vaksin.
"Harapannya anak-anak sehat, dan sudah kuat menghadapi virus-virus apapun," pungkasnya.
Terpisah. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menerangkan, setidaknya 53.777 peserta didik yang menjadi sasaran pihaknya untuk divaksin. Dari total 256 SD.
"Sejak awal dimulai sampai sekarang sudah ada 1.000 lebih siswa yang sudah divaksin," ucap Totok, saat ditemui Smart FM Banjarmasin, Kamis (20/1).
Dalam hal ini, Totok telah meminta pihak sekolah untuk mendata jumlah siswa yang bersedia dan mendapatkan izin dari orangtuanya untuk divaksin.
"Nanti data itu kita sampaikan ke Puskesmas untuk ditindaklanjuti didatangi oleh petugas," jelasnya.
Baca Juga: Bupati Kabupaten Landak Targetkan 42.189 Anak Tervaksinasi Covid-19
Meski demikian, Ia mengakui masih ada sebagian orangtua yang tidak mengizinkan anaknya untuk divaksin.
Namun Ia menekankan, demi kelancaran pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) program vaksinasi anak ini harus terus dikejar.
Mengingat untuk siswa tingkat SMP, capaian vaksinasi Covid-19 sudah mencapai 70 persen lebih.
"Orangtua siswa SD masih menganggap anaknya terlalu kecil. Selain itu juga takut dengan dampak setelah vaksin," tutupnya.