Dari nilai itu, akhirnya tercetuslah nama Ulur Wiji yang dalam bahasa Jawa: ulur berarti menanam dan wiji berarti benih. Ia berharap bisnis ini bisa menumbuhkan benih-benih baru untuk melestarikan batik.
“Kami merasa, semua ini adalah makhluk Tuhan yang kecil; gak bisa hidup sendiri. Kita ingin memberikan manfaat buat orang lain,” tambahnya.
Baca Juga: Batik Plumpungan Khas Kota Salatiga, Sarat Makna dan Filosofi!
Semangat Belajar untuk Menambah Pengetahuan
Nasta mengungkapkan bahwa tak ada background fashion sama sekali di hidupnya. Berbanding jauh dengan bidang yang digeluti sekarang, ia adalah mantan mahasiswa teknik lingkungan. Akan tetapi, dari situlah muncul kesadaran terhadap fenomena fast fashion yang sangat berdampak pada lingkungan.
Dari situ, ia bertekad untuk menciptakan produk dengan proses dan limbah yang ramah lingkungan. Untuk mengelaborasikannya, ia pun mengikuti beragam kelas dan webinar soal fashion.
Untuk menemukan bahan yang cocok dengan konsep bisnisnya yang eco-friendly, Nasta bahkan rela untuk mengumpulkan dedaunan dari rumah tetangga. Meskipun mengalami berbagai hambatan, ia tak menyerah.
“Jadi satu tahun 2019 itu, kita alokasikan waktu itu cuma buat riset. Jadi, kita coba trial and error,” pungkasnya.
Baca Juga: Capai Kesuksesan Bisnis Hanya dengan 2 Pengetahuan Ini: Salah Satunya Mindset?
Tantangan Bisnis dan Cara Mengatasinya
Hadirnya Ulur Wiji di tengah-tengah pandemi bisa dibilang sangat berani. Terlebih, ia juga harus bersaing dengan brand-brand besar lainnya yang memang sudah lebih dikenal. Untuk menyiasatinya, Nasta lebih dulu memperkenalkan produk Ulur Wiji ke masyarakat sekitar.
“Ini loh, cikal bakal pakaian di sini. Nenek-nenek kita bajunya tuh, ya, pakai batik. Dan dulu yang bisa pake batik hanya kalangan-kalangan tertentu; kalangan ningrat. Kalo sekarang, kalian bisa make batik.”
Selain itu, Nasta juga memastikan kualitas produk yang eksklusif dengan harga miring. Ia mengaku, dengan menggunakan bahan alami, tone warna yang dihasilkan pun beragam sehingga setiap produk akan memiliki kekhasannya masing-masing.
Nasta juga mengungkapkan bahwa sebelum memulai bisnis, cobalah untuk berani memulai. Apabila menunggu hingga sempurna, kita tak akan pernah berani mengambil tindakan. Dari situ, kita bisa belajar dan mengevaluasi bisnis secara step by step.
“Jadi, kalo temen-temen mau mulai berkarya. Jangan takut dan berhenti. Kalo kita merasa capek, lelah, serahkan sama yang di Atas.
Perbincangan seputar Ulur Wiji dan kiat-kiat memulai bisnis ini tersedia di siniar Smart Inspiration. Kalian bisa mendengarkan siniarnya di Spotify atau akses sekarang juga melalui tautan berikut https://spoti.fi/3ImIHTf.