Pontianak, Sonora.ID – Di daerah Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat, terdapat vihara yang cukup unik lantaran berada di tengah laut lepas bernama Xiao Yi Shen Tang atau sering juga disebut dengan Vihara Terapung.
Vihara ini merupakan satu-satunya vihara di Asia Tenggara yang berada di tengah laut.
Vihara yang dibangun pada 1960-an itu awalnya merupakan gubuk para nelayan untuk menangkap ikan. Ada pula tempat sembahyang yang kecil namun untuk berdiri saja tidak cukup.
Akhirnya, masyarakat memutuskan untuk membangun vihara tersebut. Pada 1975, bangunan Vihara Terapung kembali diperluas.
Baca Juga: Wali Kota Pontianak Ingin Penanaman Pohon Jadi Agenda Rutin
Pembangunan vihara ini bukanlah sesuatu yang mudah lantaran berada di atas air. Proses pengerjaan dilakukan oleh tujuh orang selama satu tahun.
Material bangunan vihara ini menggunakan kayu belian. Dikarenakan berada di tengah laut, satu kayu belian dibawa menggunakan perahu dan hal tersebut dilakukan setiap hari.
Pengerjaannya juga masih manual, yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Wajar saja jika proses pengerjaannya cukup lama.
Untuk menuju ke Vihara Terapung ini masyarakat harus menggunakan perahu dari dermaga Kakap.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Kasus Omicron Pertama Masuk di Kalbar Lewat Entikong
Salah satu penyedia jasa kapal atau perahu yang biasanya membawa wisatawan bernama Boy mengatakan bahwa durasi perjalanan dari dermaga ke vihara kurang lebih 20 menit.
Beliau juga menerangkan, untuk imlek tahun ini, dirinya bersama penyedia jasa perahu yang lain menyediakan kapal wisata dan paket religi.
“Jadi paket ini akan membawa atau memfasilitasi saudara-saudara kita yang ingin ibadah di Vihara Terapung ini menggunakan kapal wisata yang kita siapkan. Hanya dengan tiket 20 ribu per orang, anak-anak 10 ribu, minimal 5 orang satu kapal kita berangkat,” jelasnya.
Baca Juga: Wali Kota Pontianak Ingin Penanaman Pohon Jadi Agenda Rutin
Menurut keterangan Boy, pada tahun-tahun sebelum Covid, banyak pengunjung yang datang dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, datang ke vihara ini. Namun, selama pandemi, tingkat kunjungan masyarakat sangat menurun drastis karena adanya pembatasan sosial.
“Makanya momen Imlek tahun 2022 ini kita bangkitkan lagi semangat wisatawan untuk datang ke vihara ini. Kita Alhamdulillah didukung dengan Bupati, Dinas Pariwisata, pemerintah setempat, dan pengurus Vihara Terapung ini juga mensupport agar suasana membangkitkan ekonomi bisa tumbuh kembali,” ujarnya.