Niko merasa dirinya harus mengembangkan produk skuter yang mampu dibawa ke pasar untuk memudahkan para pekerja yang memang perlu kendaraan motor untuk mengangkut barang.
"Sebetulnya, yang saya pilih sekarang itu salah. Seharusnya, langsung masuk ke motor-motor buat dibawa ke pasar, buat bawa galon, gas, dan lain-lain," ucap Niko.
Pemilik Quest Motors ini mengaku ingin bisa membuat produk yang mampu dipertahankan cukup lama dengan konsepnya.
Dengan keinginan itu, Niko berharap skuter miliknya akan laku terjual dan memiliki experience mengemudi yang baik bagi para penggunanya.
"Saya juga mau motor saya laku, tetapi di fase di mana saya mampu menangani semua supaya experience-nya itu dapat dikontrol dalam waktu setahun dua tahun," jelas Niko.
Hingga saat ini, Quest Motors masih mengambil barang-barang servis dari produksi lain dan belum stock.
"Untuk barang-barang servisnya, tinggal ambil dari production lain. Bukan yang harus nyetok karena kita masukin CKD," ucapnya.
Meskipun begitu, Niko tetap memiliki tim desain produk, branding, software engineer, dan hardware engineer-nya sendiri.
Untuk baterai skuter, founder Quest Motors ini mengaku sudah pernah berkomunikasi dengan pihak ABC selaku perusahaan penghasil baterai.
Baca Juga: IIMS Siap Gemparkan Kembali Dunia Otomotif pada Februari 2022
Sehingga, Atom Alpha kemungkinan akan memiliki baterai yang dibuat oleh ABC.
"Baterai memang masih dari luar, tetapi kita (pernah) conversation dengan ABC. Memang, mereka lagi bikin (baterai skuter Quest Motors) dan saya sudah tahu sudah ada barangnya," ujar Niko.
Sejauh ini, desain Atom Alpha sendiri hanya muat untuk satu pengendara saja karena memiliki desain minimalis.
Sedangkan untuk kecepatannya, Atom Alpha dapat dilajukan dari 30 sampai 40 km/jam. Untuk jarak yang ditempuh, Atom Alpha memliki beberapa varian yang disesuaikan dengan penggunanya.
Varian jarak tempuh Atom Alpha yang dapat dipilih adalah 8, 16, 24, dan 32 kilometer dalam sekali cas.