Ngurah mengatakan bahwa tingkat inflasi ketika pandemi berlangsung menyentuh angka 1-2%.
"Pas pandemi itu kisarannya 1-2. Dua itu udah tinggi banget. Nah, di 2022 ini, tingkat inflasinya lebih tinggi (dari itu)," ujar Ngurah.
Untuk itu, para investor harus bisa meningkatkan nilai investasi miliknya di atas angka persenan inflasi agar tidak merugi.
2. Pahami Aset Kepemilikan
Berikutnya, komponen penting investasi yang harus diperhatikan secara detail adalah aset kepemilikan.
Banyak sekali masyarakat Indonesia yang melakukan investasi tanpa menghitung aset kepemilikan terlebih dahulu.
"Padahal, (mereka) punya utang jangka pendek, kartu kredit, dan asetnya enggak pernah diperhitungkan," ucap Ngurah.
Jika tidak menghitung aset kepemilikan, seorang investor akan berada di kondisi sulit ketika investasi yang dilakukan belum menghasilkan keuntungan yang memuaskan.
Aset kepemilikan ini dapat dihitung dengan cara menghitung total keuangan yang dimiliki dan dikurangi dengan utang yang ada.
Baca Juga: Pahami Sebelum Memilih, Ini Perbedaan antara Investasi dan Trading
"Idealnya adalah dana darurat clear dulu, ada pemasukan rutin setiap bulan," kata Financial Planner.
3. Memahami Risiko
Hal yang wajib diketahui oleh para investor ketika berinvestasi adalah kegiatan tanam modal ini punya slogan, high risk high return.
Investasi memiliki tingkat risiko yang tinggi dan menyebabkan para investor harus memahaminya terlebih dahulu dengan mempelajari risk profile.
Risk profile seorang investor dapat menentukan instrumen investasi mana yang akan dipilih dan sesuai dengan cara seseorang mengatasi permasalahan yang ada.