Sonora.ID - Generasi milenial saat ini pasti sudah tidak asing dengan kegiatan investasi yang digemborkan dapat memberikan passive income jangka panjang.
Terlebih, pandemi yang hingga saat ini belum berakhir membuat kondisi ekonomi negara masih dalam keadaan yang tidak stabil.
Ketidakstabilan ekonomi ini lah yang kemudian mendorong para generasi milenial untuk melakukan investasi agar tidak terdampak permasalahan finansial ketika berada di kondisi economic depression.
Namun sebenarnya, ketidakstabilan ekonomi bukan hanya satu komponen penting yang dilihat untuk melakukan investasi.
Terdapat 3 komponen penting investasi yang wajib diperhatikan oleh para investor sebelum memilih kegiatan tanam modal tersebut guna mendapatkan passive income.
Melalui program Financial Corner, Ngurah Mustakawarman sebagai Financial Planner pun menjelaskan tentang 3 komponen penting investasi tersebut.
1. Inflasi
Inflasi menjadi komponen penting pertama yang wajib diperhatikan oleh para investor ketika ingin berinvestasi.
Kondisi inflasi dapat membuat mata uang melemah, sehingga memiliki dana banyak tidak menjamin seseorang dapat bertahan hidup.
Baca Juga: Jumlah Investor Meningkat, Kemenparekraf Dorong UMKM Maksimalkan Akses ke Pasar Modal
Ngurah mengatakan bahwa tingkat inflasi ketika pandemi berlangsung menyentuh angka 1-2%.
"Pas pandemi itu kisarannya 1-2. Dua itu udah tinggi banget. Nah, di 2022 ini, tingkat inflasinya lebih tinggi (dari itu)," ujar Ngurah.
Untuk itu, para investor harus bisa meningkatkan nilai investasi miliknya di atas angka persenan inflasi agar tidak merugi.
2. Pahami Aset Kepemilikan
Berikutnya, komponen penting investasi yang harus diperhatikan secara detail adalah aset kepemilikan.
Banyak sekali masyarakat Indonesia yang melakukan investasi tanpa menghitung aset kepemilikan terlebih dahulu.
"Padahal, (mereka) punya utang jangka pendek, kartu kredit, dan asetnya enggak pernah diperhitungkan," ucap Ngurah.
Jika tidak menghitung aset kepemilikan, seorang investor akan berada di kondisi sulit ketika investasi yang dilakukan belum menghasilkan keuntungan yang memuaskan.
Aset kepemilikan ini dapat dihitung dengan cara menghitung total keuangan yang dimiliki dan dikurangi dengan utang yang ada.
Baca Juga: Pahami Sebelum Memilih, Ini Perbedaan antara Investasi dan Trading
"Idealnya adalah dana darurat clear dulu, ada pemasukan rutin setiap bulan," kata Financial Planner.
3. Memahami Risiko
Hal yang wajib diketahui oleh para investor ketika berinvestasi adalah kegiatan tanam modal ini punya slogan, high risk high return.
Investasi memiliki tingkat risiko yang tinggi dan menyebabkan para investor harus memahaminya terlebih dahulu dengan mempelajari risk profile.
Risk profile seorang investor dapat menentukan instrumen investasi mana yang akan dipilih dan sesuai dengan cara seseorang mengatasi permasalahan yang ada.