Banjarmasin, Sonora.ID - Nasib malang menimpa Nurul Hasanah, warga Jalan Kenari 1, Nomor 12, Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Ditemui Smart FM Banjarmasin, Kamis (27/1) siang di kediamannya, perempuan 17 tahun itu terlihat hanya bisa berada di atas kasur kamarnya.
Hal itu dikarenakan, Nurul harus menanggung perih lengan dan paha sebelah kanannya patah, akibat kecelakan 2020 silam.
Peristiwa itu bermula pada suatu malam, tepat di tanggal 17 Agustus. Saat itu, perempuan kelahiran 4 Mei 2004 itu berkendara dengan seorang kakak sepupunya untuk sekadar jalan-jalan.
Ketika melintas di kawasan Jalan Handil Bakti, sepeda motor yang ditumpangi keduanya bertabrakan dengan seorang pengguna sepeda motor lainnya.
Baik Nurul yang saat itu berada pada posisi dibonceng, ataupun kakak sepupunya lantas terpelanting dan langsung tak sadarkan diri.
Keduanya lalu dibawa ke rumah sakit terdekat yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ansari Saleh. Sayang, belum sempat menjalani perawatan, nyawa kakak sepupu Nurul tak dapat tertolong. Sementara Nurul masih bisa selamat.
Kendati demikian, kondisi Nurul yang sekarang tak sesempurna saat sebelum kejadian kecelakaan itu menimpanya.
Bahkan untuk berjalan pun, Nurul terpaksa harus dibantu oleh orang lain. Beruntungnya, siswi kelas XII di SMA Muhammadiyah 2 Banjarmasin mendapat dispensasi mengikuti pembelajaran secara daring.
Baca Juga: Terjaring Razia, Pasangan Mesum di Makassar Tak Mampu Tunjukkan Bukti Nikah
Sekadar diketahui, di kediamannya, Nurul tinggal bersama ayah dan kakak kandungnya, Miftahul Jannah.
Sang ayah, diketahui bekerja mencari nafkah, menjajakan perabotan dapur (berupa pisau) dari pasar ke pasar dan baru pulang ke rumah sekitar jam 2 siang.
Sedangkan untuk keperluan sehari-hari, sang kakak, Miftahul Jannah lah yang membantu mengurus Nurul Hasanah.
Ambil contoh, saat mengikuti pelajaran secara daring kemarin. Begitu pula keperluan mandi cuci kakus (MCK).
"Untuk tugas sekolah, biasanya saya yang mencatatkannya," jelas Miftahul Jannah.
"Di bagian lengan ini masih terasa cenat-cenut. Sakit sekali. Termasuk di bagian paha kaki. Dan memang tak bisa berjalan," timpal Nurul, lirih.
Lantas, apakah bekas kecelakaan yang diderita Nurul pernah diobati?
Dituturkan Miftah, hingga saat ini imbas dari kecelakaan itu belum bisa diobati. Upaya pengobatan alias pemulihan yang pernah ditempuh, hanya melalui jasa tukang urut.
Baca Juga: Berjiwa Sosial Tinggi, 5 Artis Ini Dirikan Sekolah Bagi Anak yang Tak Mampu
"Seingat saya sudah berkali-kali diurut, tapi belum ada perkembangan," tutur Miftah.
"Kami sempat bertanya kepada pihak rumah sakit terkait pengobatan yang mesti ditempuh. Kata pihak rumah sakit, mesti dioperasi. Biayanya Rp 80 juta," jelas perempuan 18 tahun itu.
Ketiadaan biaya itulah, menurut Miftah, yang membuat adiknya terpaksa hanya mendapatkan perawatan biasa. Saat kecelakaan pun, pihaknya juga tak bisa berbuat banyak.
"Berada di rumah sakit hanya satu hari. Tidak sempat di rontgen, langsung dibawa pulang. Tapi, sudah dikasih tahu bahwa lengan dan paha kaki saya ini patah," tutur Nurul.
"Ingin meminta pertanggung jawaban ke si penabrak, rupanya kondisinya juga sama seperti kami. Orang tak mampu juga," timpal Miftah.
"Tapi yang kami tahu, si penabrak, hanya mengalami luka lecet biasa," tambahnya.
Kini, Miftah berharap ada dermawan yang bersedia membantu pengobatan adiknya. Sementara sang adik, Nurul pun tentu berharap bisa sembuh seperti sedia kala.
"Kalau ada rezekinya, saya sangat ingin dioperasi," pungkas Nurul.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan, Jangan Minum Kunyit Jika Punya Penyakit Ini