Sonora.ID - Keadaan ekonomi yang tidak dapat diprediksi sama sekali membuat sebagian besar orang menyadari bahwa finansial yang stabil sangat dibutuhkan.
Dengan adanya pandemi yang berlangsung sejak 2020 awal ini, sebagian besar masyarakat Indonesia mulai mencari cara untuk mendapatkan passive income yang bisa menjamin finansial di masa depan.
Salah satu cara tersebut diwujudkan dalam bentuk investasi. Banyak sekali instrumen investasi yang bisa dipilih hari ini, namun banyak orang merasa nyaman dengan reksadana.
Pada umumnya, investasi baru bisa menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu panjang, sekitar 5-10 tahun.
Tetapi, kamu tetap bisa mendapatkan untung dengan investasi jangka waktu 1-3 tahun loh!
Melalui program Smart Market Insight, seorang Inspirator Investasi bernama Ryan Filbert memberikan saran untuk memiliki dua reksadana berikut ini untuk mendapatkan keuntungan!
Baca Juga: Resolusi Keuangan dan Investasi, Cara Cuan Menyambut Tahun Baru
Reksadana Pendapatan Tetap
Berdasarkan penjelasan Ryan di program yang tayang melalui Smart FM tersebut, reksadana pendapatan tetap disebut juga sebagai reksadana surat utang.
Pada umumnya, besaran investasi dari jenis reksadana ini sebesar 80% dari nilai aktiva bersih yang dialokasikan ke bentuk efek bersifat utang.
Selain itu, grace period umum pada reksadana surat utang berada di rentang waktu 1 sampai 3 tahun.
Hal tersebut pun yang mendasari Ryan dalam menyarankan penggunaan reksadana pendapatan tetap untuk mendapatkan untung jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
Reksadana Pasar Uang
Selain jenis reksadana pendapatan tetap, para investor yang ingin mendapatkan keutungan investasi jangka waktu 1 sampai 3 tahun bisa memilih reksadana pasar uang.
Jenis reksadana ini merupakan instrumen investasi yang dijadikan sebagai wadah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat pemodal dan diinvestasikan pada portfolio efek.
Merujuk pada perkataan Ryan, beberapa reksadana pasar uang memiliki return yang lebih tinggi dari rata-rata jenis reksadana lainnya.
"Tapi, ya tentunya, return lebih tinggi, maka risiko pun lebih tinggi," ujar Ryan.
Oleh sebab itu, para calon investor tetap harus memperhatikan risiko yang diberikan dari setiap jenis reksadana yang tersedia.
Pahami terlebih dahulu setiap produk yang ada dan jangan malu untuk berkonsultasi pada ahli investasi sebelum membeli reksadana.
Baca Juga: Kementerian Investasi/BKPM Optimis Kejar Target 1.200 Triliun Tahun 2022