Riau, Sonora.ID - Dicatatkan hingga Desember 2021, OJK Riau menyebutkan terkait dengan stabilitas sektor keuangan dalam kondisi terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan yang terus membaik, dan didukung oleh kerja pengaturan dan pengawasan serta kebijakan OJK yang solid serta kondisi perekonomian yang mulai membaik.
Melalui sektor perbankan, diinformasikan secara nasional, Aset Perbankan (kecuali BPR dan BPRS) tumbuh 10,19% (yoy) menjadi Rp 10.112 T, intermediasi perbankan selama Tahun 2021 mencatakan tren perbaikan dari pada tahun sebelumnya dengan kredit tumbuh positif 5,24% (yoy) menjadi 5.768 T dan Dana Pihak Ketiga yang yang juga tumbuh positif dan tumbuh double digit sebesar 12,21% (yoy) menjadi 7.479 T.
Sementara melalui sektor pasar modal, Secara nasional kondisi Pasar Modal telah pulih kembali seperti pada level sebelum masa pandemi yang ditunjukkan dengan IHSG yang sudah mencapai 6.693 pada tanggal 14 Januari 2022.
Angka ini jauh di atas IHSG pada masa pandemi Covid-19 dimulai pada 2 Maret 2020, yakni 5.361,25. Capaian indeks ini merupakan peringkat ke-3 terbaik di Asia.
Baca Juga: Sempat Kabur, Buronan Kasus Korupsi Rp 8 Miliar Rsud Riau Ditangkap Di Solo
Khusus di Provinsi Riau, jumlah Investor di pasar modal juga melonjak cukup signifikan menjadi 133.636 Investor di akhir 2021 lalu, yang naik 99% persen dibanding 2020, Transaksi Saham mencapai 3.476,57 M pada posisi Desember 2021.
Instrumen Reksadana masih menjadi primadona para investor dengan jumlah 122.244 Investor Reksadana, sedangkan untuk jumlah Investor Saham adalah sebanyak 63.801 orang dan sisanya merupakan investor Surat Berharga Negara (SBN).
Rilis data ini disampaikan langsung oleh Kepala OJK Riau Muhammad Luthfi, pada Kamis (3/2).
Tidak hanya setor perbankan dan pasar modal, disampaikan oleh Luthfi terkait dengan Stabilitas IKNB terjaga dengan baik, kinerja Perusahaan Pembiayaan (PP) di Provinsi Riau Posisi Desember 2021 berhasil menyalurkan pembiayaan dengan total Rp 13,65 T naik 10,76% (yoy) dibanding posisi Desember 2020.
Tingkat Non Performing Financing (NPF) mengalami perbaikan Rp 219 M turun -35,83% (yoy) dibanding posisi Desember 20020. Secara prosentase NPF Perusahaan Pembiayaan terjaga pada posisi 1,61%.
Jumlah kontrak yang berhasil dihimpun oleh Perusahaan Pembiayaan adalah sebanyak 1.354.482 kontrak.
Baca Juga: Persiapan Pemilu 2024, Kpu Riau Safari Ke Parpol Tingkat Provinsi
Berlanjut kepada kinerja Perusahaan Asuransi di Provinsi Riau, Posisi Triwulan III Tahun 2021, Kinerja Asuransi Jiwa memiliki 680.980 polis dengan Premi 1,64 T dan klaim sebesar 1,2 T.
Sedangkan untuk Asuransi Umum memiliki 365,343 polis dengan Premi 849 M dan jumlah klaim sebesar 203 M. Industri Peer to Peer Lending menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan bagi masyarakat Indonesia.
Hingga Desember 2021, di Provinsi Riau terdapat 11.132 rekening yang bertindak sebagai lender dan 576.252 rekening yang bertindak sebagai borrower.
Dari segi nilai, akumulasi dana yang diberikan oleh lender adalah senilai Rp 749,39 M dan akumulasi nilai pinjaman oleh borrower adalah sebesar Rp 2.701 M.