Sonora.ID - Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, testing baik oleh pemerintah maupun mandiri perorangan terus dilakukan.
Beberapa waktu lalu justru ada lab yang salah mengirim hasil tes PCR, salah seorang warga dinyatakan positif Covid-19 padahal belum melakukan swab.
Menyikapi itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan apa yang dilakukan lab tersebut kesalahan fatal.
"Ya memang secara teknis apa yang dilakukan oleh lab itu fatal ya. Karena telah mengirim data dimana konsumen belum melakukan tes lab itu dan kebetulan hasilnya positif. Jadi memang itu sangat fatal dan pantas kalo konsumen meradang," kata Tulus dalam wawancara bersama Radio Sonora, Selasa (08/02/2022)
Meski secara teknis lab tersebut sudah meminta maaf, Tulus menilai pemerintah harus melakukan audit.
"Saya kira tidak cukup itu ya mesti ada semacam audit terhadap lab tersebut karena menurut info dan data yang saya peroleh bukan hanya satu konsumen tapi sudah beberapa konsumen," lanjut Tulus
Tulus khawatir hal itu dapat berpengaruh pada pengendalian Covid-19 di tanah air.
"Kita khawatir ada satu sistemik eror di dalam sistem mereka sehingga kita khawatir nanti itu menghasilkan suatu negatif palsu dan positif palsu dan ini berbahaya untuk upaya pengendalian covid di Indonesia" Sambungnya
Sementara itu, Prodia, salah satu penyedia layanan PCR mencatat pada Januari 2022 Rata-rata harian permintaan tes sebanyak 400-500 pemeriksaan PCR per hari.
Direktur bisnis & marketing PT Prodia Widyahusada Tbk Indriyanti Rafi S mengatakan hasil tes PCR dapat diterima pasien selama 24 jam atau H+1.
"Jumlahnya cukup banyak kita bisa menyelesaikan H plus satu," kata Indriyanti saat wawancara bersama Radio Sonora, Selasa (08/02/2022).
Baca Juga: Satgas Covid-19 Kalbar akan Swab PCR Acak Penumpang di Bandara Supadio
Indriyanti menyebut hal itu juga dipengaruhi oleh kapasitas alat pemeriksaan per hari, sehingga hasil pemeriksaan bisa diterima hingga H+2
"Karena tergantung juga dengan kapasitas alat" Lanjutnya
Sementara untuk pemberian hasil tes kepada pasien dilakukan pengecekan kembali apakah data pasien sudah lengkap dan sesuai.
"Jadi betul-betul harus dilakukan input pelanggan dengan benar input pasien dengan benar, verifikasinya bisa dari nama kemudian tanggal lahir kemudian NIK apalagi itu udah melekat ya kepada masing-masing orangp," pungkas Indriyanti