Sonora.ID – Bagi sebagian besar orang, seks merupakan kebutuhan biologis yang sama pentingnya seperti makan dan minum.
Tak hanya meningkatkan kualitas hubungan suami istri, seks juga memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh.
Namun tampaknya tak semua orang berpendapat demikian, karena banyak juga orang yang tidak menjadikan seks sebagai prioritas dalah hubungan suami istri.
Seperi contohnya, Sejumlah negara mengalami fenomena 'resesi seks,’ istilah ini merujuk pada turunnya gairah pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, atau memiliki anak.
Penelitian baru dari Institute for Family Studies (IFS) menunjukkan bahwa antara tahun 2008 dan 2021, jumlah orang dewasa muda yang ogah berhubungan seks meningkat lebih dari dua kali lipat dari 8 persen menjadi 21 persen.
Baca Juga: 10 Negara yang Memiliki Budaya Seks Paling Bebas, Aman Gak Bakal Digerebek!
Di Amerika Serikat (AS), fenomena ini sudah mulai terlihat sejak 2012. Para peneliti Negeri paman Sam mengungkapkan adanya tren yang tidak biasa, yakni angka orang Amerika yang berhubungan seks berkurang jauh daripada dekade sebelumnya.
Laporan The Washington Post sempat menyebut adanya "Kekeringan Seks Amerika Hebat".
Saat itu mereka mencatat bahwa 23% orang dewasa mengaku tidak berhubungan seks dalam satu tahun terakhir.
Berikut 10 negara yang pemerintahannya rela kasih uang ke warga yang mau berhubungan seks.
Singapura
Singapura memiliki tingkat kesuburan terendah di dunia, hanya 0,81 anak per wanita.
Pada Agustus 2012, pemerintah bahwa menyelenggarakan National Night yang bertujuan untuk mendorong pasangan agar mau memiliki anak.
Setiap tahun, pemerintah Singapura menghabiskan sekitar US$ 1,6 miliar untuk program agar penduduk mereka lebih banyak berhubungan seks.
Denmark
Negara Nordik yang kecil ini memiliki tingkat kesuburan yang rendah, hanya sekitar 1,73 anak per wanita.
Denmark sampai-sampai membuat video kampanye agar warganya mau berhubungan seks dan punya anak.
Video tersebut menjelaskan kalau memiliki anak akan membuat bahagia orang tua mereka dengan kehadiran cucu.
Jepang
Tingkat kesuburan orang Jepang begitu rendah sejak 1975. Berhubungan seks menjadi sesuatu yang membosankan di negara tersebut.
Bahkan, banyak pria yang memilih mengurung diri di dalam kamar dan menjadi budaya.
Untuk mengimbangi hal tersebut, pada tahun 2010 sekelompok mahasiswa dari Universitas Tsukuba bahkan memperkenalkan Yotaro, bayi robot.
Tujuannya dengan mengasuh bayi ini, diharapkan pasangan siap secara emosi saat memiliki anak.
Baca Juga: 9 Kesalahan dalam Bercinta yang Bikin Perempuan Sulit Orgasme
Amerika Serikat
Durex mencatat hanya 53 persen warga AS yang rutin berhubungan badan sepekan sekali.
Kelihatannya masih mayoritas, tapi bila mengingat status Amerika sebagai negara berpenduduk terbanyak ketiga di dunia, maka jumlah orang yang ogah-ogahan berhubungan seks sangat tinggi.
Rumania
Sejak tahun 1960, pertumbuhan penduduk cenderung datar di Rumania.
Ini bahkan mendorong pemerintah untuk mengenakan pajak penghasilan 20% bagi pasangan yang tak memiliki anak.
Pada tahun 1989 saat kepemimpinan Rumania berubah, jumlah pertumbuhan penduduk sedikit naik.
Tapi 1,31 anak per wanita merupakan perbandingan yang masih kecil sehingga tingkat kesuburan di sana masih jauh di bawah yang seharusnya.
Korea Selatan
Dengan tingkat kesuburan hanya 1,25 anak per wanita, negara ini mengambil langkah apa pun yang bisa dilakukan untuk mempromosikan kehidupan berkeluarga.
Pemerintah bahkan menawarkan insentif uang tunai pada orang-orang yang memiliki lebih dari satu anak.
Italia
Dengan tingkat kesuburan 1,43, jauh di bawah rata-rata Eropa, pemerintah Italia telah mengambil langkah kontroversial untuk mendorong warga mereka memiliki lebih banyak anak.
Seperti yang dilaporkan Bloomberg, pemerintah negara ini bahkan telah membuat iklan yang mengingatkan bahwa waktu terus berjalan sementara anak tak datang begitu saja.
Baca Juga: Buktikan Sendiri! 10 Obat Kuat Alami Rahasia Ranjang Terus Bergoyang
Hong Kong
Dengan tingkat kesuburan hanya 1,18 anak per wanita, Hong Kong menghadapi tantangan yang sama dengan banyak negara industri, tak cukup orang muda untuk menggantikan yang tua.
Ini berdampak pada populasi yang makin berkurang dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Inggris
Dari survei Durex tahun lalu, 55 persen warga mengaku masih mau berhubungan badan seminggu sekali.
Tapi soal kepuasan cuma dinyatakan oleh 40 persen responden.
Angka seks bebas di Inggris juga tidak setinggi Jerman, yang 2/3 warganya mengakui biasa menjalani 'cinta satu malam'.
Semakin maju perekonomian, maka waktu tersisa buat melakukan seks bertambah sempit.
Tak sedikit responden mengaku kelelahan bila malam hari harus dipakai berhubungan badan dengan pasangan.
Spanyol
Tingkat kesuburan di Spanyol telah merambat ke tingkat pengangguran mereka.
Sekitar setengah dari anak muda di Spanyol tak memiliki pekerjaan, ini tertinggi kedua di Eropa setelah Yunani.
Untuk melawan tren yang mengkhawatirkan, pemerintah Spanyol bahkan menyewa komisaris khusus untuk menemukan penyebab tren tidak mau memiliki anak serta strategi membalikkan hal tersebut.
Baca Juga: 5 Lokasi Seks Menantang Bisa Meningkatkan Adrenalin, Pernah Coba?