Dengan begitu saya menikmati usaha dari bawah dan nol, serta bisa meraskaan sakit dan perih usaha terpuruk dan pada akhirnya bangkit bersama teman-teman. Hasil tabungan tersebut mulai membuat pengerasan jalan menuju Puncak Saka yang disokong dengan pinjaman bank sehingga bisa mewujudkan mimpi mengelola Puncak Saka.
Puncak Saka menawarkan panorama alamnya, Bagaimana dengan suguhan makanan minuman?
Kami hanya bisa menyajikan makanan dan minuman lokal seperti Kopi Menoreh, Wedang Uwuh, Tempe garit, Makanan Khas Kulon Progo Geblek, hal ini karena sumber daya manusia (SDM) atau man power yang ada hanyalah masyarakat lokal. Tentu dengan terus meminta masukan dan kritikan kepada para pengunjung agar semakin maju dan destinasi Puncak Saka menjadi semakin baik dan bagus.
Ide mengelola Puncak Saka adalah sebuah kegilaan karena dari hutan angker disulap menjadi destinasi, tanggapan masyarakat, teman dan keluarga?
Awalnya masyarakat belum memahami akan menjadi apa tempat ini, maka saya meyakinkan dan meminta dukungan dan kerjasamanya untuk mewujudkan mimpi bersama, bahkan ada 1-2 teman yang menolak tetapi setelah diberikan pemahaman dan dijelaskan hasilnya mereka rela bersama-sama mewujudkan mimpi, bahkan sebanyak 70 orang bergotong royong membangun rumah panggung,membuat kursi hingga meratakan lahan tanpa dibayar. Bersama membangun dengan spirit bersama
Era digital, apa pesan anda ke generasi muda?
Sebetulnya setiap orang itu mempunyai ide, tetapi jangan terus-menerus emncetuskan ide. Karena pada dasarnya Ide tanpa eksekusi bukan sebuah solusi. Prinsipnya membangun integritas dengan kesungguhan. Pesan bapak saya adalah " Temen, Tekun lan Tekan" yang maknaya segala sesuatu harus dilakukan dengan kesungguan dalam mencapai tujuan. Selama kaki kuat melangkah, terus bergerak guna menggapai tujuan.
Bagaimana mengakomodir masyarakat lokal?
Pemodal besar banyak yang menawarkan bahkan ingin mengajak berkolaborasi dengan menawarkan modal cukup besar sekitar Rp 2 Milyar. Saya menolak dengan halus karena prinsip saya adalah maju bersama dengan teman-teman dan masyarakat lokal dengan modal sedikit.
Membuat meja kursi tidak beli dan dengan cara gotong royong, mereka yang punya keahlihan atau skill belajar bersama. Bahkan dari kursi-kursi yang dibuat dari drum yang dicat warna warni mereka mendapatkan order pembuatan kursi dari pengunjung.
Kiat anda bertahan di era pandemi?
Posisi saya masih terus belajar dan bisa berkontribusi kecil kepada masyarakat disini sehingga saya mengakomodir para ibu-ibu disekitar untuk mensuplai makanan, sayuran, kripik dan aneka makan lokal untuk dititipkan disini. Saya berharap pemerintah daerah untuk dapat turun kebawah untuk emberikan literasi soal usaha agar bisa menaikkan derajat pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).
Banyak potensi potensi masyarakat yang belum tersentuh dan harus didampingi secara serius yang apda akhirnya mewujudkan Kulon Progo seperti slogalnya The Jewel of Java dan Program terus menggelorakan slogan Bela Beli Kulon Progo guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran warganya Kulon Progo.