Kulon Progo, Sonora.Id - Keberadaan Bukit Menoreh di Kabupaten Kulonprogo sebuah kabupaten di sebelah barat Kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota menyimpan potensi keindahan alam yang menarik dikembangkan menjadi sebuah destinasi wisata. Puluhan destinasi wisata kini hadir di kabupaten paling barat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah.
Kini destinasi baru kembali hadir di Kulon Progo dengan keberadaan Puncak Saka yang dijuluki sebagai Bukit Bintangnya Kulonprogo. Destinasi Puncak Saka terletak di Dusun Klajoran, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Wisata Kulon Progo, Yang Wajib Anda Kunjungi bersama Keluarga!
Pengelola dan Pencetus Destinasi Wisata Puncak Saka, Mangun Riyadi (44) menuturkan kepada Wartawan Radio Sonora, Jakarta Stanislaus Jumar Sudiyana, ide membuat destinasi wisata Puncak Saka berawal dari sebuah keterpurukan usahanya, namun ia bangkit bersama masyakarat desanya untuk berjuang bersama mengais rezeki dan menciptakan lapangan kerja.
Dalam wawancara ini, dia juga bicara soal filosofi sang ayah guna menggapai mimpi dan tujuan dengan 3T "TEMEN,TEKUN,TEKAN". Berikut petikan wawancara lengkapnya:
Apa yang menginspirasi anda mengelola Puncak Saka?
Potensi alam yang dianugerahkan oleh Tuhan di sini dengan pemandangan bagus dan latar belakang hamparan sawah yang hijau, pemandangan gunung kembar Merapi-Merbabu dari kejauhan hingga kelip-kelip lampu di Kota Godean, Sleman dan Kota Yogyakarta mirip Bukit Bintang yang mempesona.
Apa kemudian latar belakang anda mewujudkan ide gila ini, menyulap hutan yang angker menjadi destinasi wisata?
Momentum bisnis aneka kuliner dengan pemandangan indah bernuansa alam. Saya berdiskusi dengan teman-teman dan masyarakat sini untuk bersama-sama mencari rezeki, sehingga berkolaborasi memimpikan dan mewujudkan ide bersama. Dalam bahasa Jawa "bareng-bareng piye caranya golek rezeki bareng atau bahasa kerennya memberdayaan masyarkat lokal.
Sebuah kesuksesan berawal dari sebuah keterpurukan dan kegagalan?
Saya awalnya berbisnis ternak ayam potong, sampai suatu ketiga merugi kemudian banting setir menjadi pedagang ayam keliling dari kampung-kampung dijual ke pasar hingga sempat memiliki 8 gerai/lapak dagangan. Dari 8 gerai itu bisa menabung sedikit-sedikit hingga merambah dagang sayur-sayuran dan jualan pisang.
Dengan begitu saya menikmati usaha dari bawah dan nol, serta bisa meraskaan sakit dan perih usaha terpuruk dan pada akhirnya bangkit bersama teman-teman. Hasil tabungan tersebut mulai membuat pengerasan jalan menuju Puncak Saka yang disokong dengan pinjaman bank sehingga bisa mewujudkan mimpi mengelola Puncak Saka.
Puncak Saka menawarkan panorama alamnya, Bagaimana dengan suguhan makanan minuman?
Kami hanya bisa menyajikan makanan dan minuman lokal seperti Kopi Menoreh, Wedang Uwuh, Tempe garit, Makanan Khas Kulon Progo Geblek, hal ini karena sumber daya manusia (SDM) atau man power yang ada hanyalah masyarakat lokal. Tentu dengan terus meminta masukan dan kritikan kepada para pengunjung agar semakin maju dan destinasi Puncak Saka menjadi semakin baik dan bagus.
Ide mengelola Puncak Saka adalah sebuah kegilaan karena dari hutan angker disulap menjadi destinasi, tanggapan masyarakat, teman dan keluarga?
Awalnya masyarakat belum memahami akan menjadi apa tempat ini, maka saya meyakinkan dan meminta dukungan dan kerjasamanya untuk mewujudkan mimpi bersama, bahkan ada 1-2 teman yang menolak tetapi setelah diberikan pemahaman dan dijelaskan hasilnya mereka rela bersama-sama mewujudkan mimpi, bahkan sebanyak 70 orang bergotong royong membangun rumah panggung,membuat kursi hingga meratakan lahan tanpa dibayar. Bersama membangun dengan spirit bersama
Era digital, apa pesan anda ke generasi muda?
Sebetulnya setiap orang itu mempunyai ide, tetapi jangan terus-menerus emncetuskan ide. Karena pada dasarnya Ide tanpa eksekusi bukan sebuah solusi. Prinsipnya membangun integritas dengan kesungguhan. Pesan bapak saya adalah " Temen, Tekun lan Tekan" yang maknaya segala sesuatu harus dilakukan dengan kesungguan dalam mencapai tujuan. Selama kaki kuat melangkah, terus bergerak guna menggapai tujuan.
Bagaimana mengakomodir masyarakat lokal?
Pemodal besar banyak yang menawarkan bahkan ingin mengajak berkolaborasi dengan menawarkan modal cukup besar sekitar Rp 2 Milyar. Saya menolak dengan halus karena prinsip saya adalah maju bersama dengan teman-teman dan masyarakat lokal dengan modal sedikit.
Membuat meja kursi tidak beli dan dengan cara gotong royong, mereka yang punya keahlihan atau skill belajar bersama. Bahkan dari kursi-kursi yang dibuat dari drum yang dicat warna warni mereka mendapatkan order pembuatan kursi dari pengunjung.
Kiat anda bertahan di era pandemi?
Posisi saya masih terus belajar dan bisa berkontribusi kecil kepada masyarakat disini sehingga saya mengakomodir para ibu-ibu disekitar untuk mensuplai makanan, sayuran, kripik dan aneka makan lokal untuk dititipkan disini. Saya berharap pemerintah daerah untuk dapat turun kebawah untuk emberikan literasi soal usaha agar bisa menaikkan derajat pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).
Banyak potensi potensi masyarakat yang belum tersentuh dan harus didampingi secara serius yang apda akhirnya mewujudkan Kulon Progo seperti slogalnya The Jewel of Java dan Program terus menggelorakan slogan Bela Beli Kulon Progo guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran warganya Kulon Progo.