Banjarmasin, Sonora.ID - Memelihara kucing memang punya kebahagiaan tersendiri, apalagi dengan tingkahnya yang lucu dan menjadi penghilang rasa lelah setelah seharian beraktivitas.
Sayangnya, tak sedikit anabul (anak berbulu, red.) yang kesehatannya terganggu akibat jamur, yang kerap muncul di permukaan kulit mereka.
Tak hanya bikin mereka garuk-garuk karena gatal, tapi efeknya juga menimbulkan bekas luka hingga kerontokan bulu dan turunnya nafsu makan
Kalau anabul kalian terdeteksi pernah garuk-garuk dan ada luka di bagian tubuhnya, coba cek gejala berikut, jangan-jangan mereka sedang menderita scabies.
Eits, jangan salah, scabies atau kudis yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabei dan Notoedres cati tak hanya menyerang anjing, tapi juga kucing, loh.
Baca Juga: Baru Tahu Ini Ternyata Makna dari 7 Jenis Suara Kucing, Mengeong Lapar
Bahkan infeksi ini juga dapat saling menular jika ada kontak pada hewan penderita ataupun pada barang-barang yang dihinggapi tungaunya.
Gejalanya gimana?
Scabies biasanya jarang disadari ketika masuk fase awal, rata-rata baru ketahuan saat sudah muncul kerak pada area yang terinfeksi.
Beberapa gejala lainnya, seperti sering menggaruk, bulu rontok atau pitak, kulit kemerahan, kulit berkerak dan mengkerut (khususnya di bagian telinga), bisa jadi gejala yang harus segera ditangani.
Bila tidak ditangani, scabies dapat meluas ke bagian tubuh yang lain, yang tentunya membuat anabul kita semakin tidak nyaman dan rewel.
Scabies juga dapat menular kepada manusia, gejalanya berupa munculnya bintik-bintik merah pada kulit yang disertai rasa gatal. Jadi, harus segera ditangani, ya.
Baca Juga: Anti Kabur, 3 Hal Ini Bikin Kucing Betah di Rumah Saat Kamu Berpergian
Penanganan scabies pada hewan peliharaan sebaiknya lewat pemeriksaan dari dokter hewan. Terutama yang kondisinya sudah cukup parah.
Biasanya mereka akan diberikan obat antiparasit, baik yang diminum, dioles maupun disuntikkan. Terkadang juga diberikan obat pereda rasa gatal jika infeksi sudah menyebar.
Tapi, tetap harus sabar selama proses pengobatan karena kondisi tiap kucing berbeda-beda dalam merespon obatnya.
Jangan lupa pisahkan sementara kucing yang terinfeksi, agar tidak semakin menularkan ke anabul yang lain.