Bandung, Sonora.ID - Sistem persinyalan jalur Kereta Api (KA) lintas Jatinegara - Bogor dan Manggarai - Jakarta Kota (Jagomanja) kini menggunakan sistem interlocking baru SIL2 NextG (SiLSafe 4000) yang semula menggunakan sistem interlocking SSI buatan PT Len Industri.
Hal ini dikarenakan pada Lintas Jagomanja kerap terjadi kepadatan penumpang yang terus meningkat, sehingga harus melakukan peningkatan kapasitas lintas.
Oleh karenanya, dibutuhkan persinyalan yang handal dan memiliki performansi sistem yang tinggi, selain karena perangkat fasilitas operasi yang sudah berusia tua yang sudah sulit dicari suku cadangnya, sehingga membuat performansi sistem yang menurun, hingga menimbulkan gangguan perangkat persinyalan.
Ditambah kondisi jalur sebelumnya juga banyak terpasang sistem persinyalan yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk mengintegrasikannya.
Baca Juga: Kota Bandung Kini Miliki Saung Tenaga Surya
Direktorat Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan bersama PT Len Industri (Persero), PT Len Railway Systems (LRS) dan PT KAI telah berhasil melakukan switch over (SO) 3 (tiga) stasiun pada proyek revitalisasi Jalur Jagomanja pada Rabu (9/2) lalu.
“Pada Rabu 9 Februari, telah dilaksanakan operasional sistem interlocking baru SIL2 NextG (SiLSafe 4000) yang semula menggunakan sistem interlocking SSI. Di sini dilakukan dengan interlocking Stasiun Jakarta, Jayakarta dan Gambir," ucap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ditjen Prasarana DJKA, Maulana, seperti dikutip dari siaran pers PT Len Industri yang diterima Sonora Bandung, Jumat (11/2/2022).
Sementara itu, Direktur Strategi Bisnis & Portofolio Len, Linus Andor MS mengatakan, Lintas Jagomanja terdiri dari 36 stasiun di sepanjang 80 Km jalur kereta api (KA) untuk melayani pengguna KA commuter lintas Jakarta Kota-Bogor dan Manggarai-Jatinegara.
"Revitalisasi diharapkan dapat meningkatkan keamanan, kualitas dan kapasitas lintas agar tercipta transportasi kota yang maju," ucap Linus.
Menurutnya, ini adalah prestasi luar biasa karena sistem persinyalan buatan dalam negeri telah bisa beroperasi di Commuter Line yang sangat padat seperti Commuter Jagomanja. SiLSafe 4000 adalah rebranding produk interlocking SIL2 NextG buatan Len.
Baca Juga: Keren Dan Canggih! Persinyalan Kereta Cikarang - Cikampek Gunakan Teknologi Buatan Pt. Len Indonesia
Sedangkan Direktur Utama LRS Agung Darmawan menerangkan, bahwa Stasiun Gambir, Jayakarta dan Jakarta Kota hingga tersambung ke Manggarai merupakan center line
"Setelah SO ini, ketiga stasiun berarti sudah menggunakan sistem perkeretaapian terbaru. Kami telah membangun Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) dan equipment room di ketiga stasiun tersebut serta perangkat persinyalan baik indoor maupun outdoor-nya," terang Agung.
Untuk diketahui, PT Len Industri - PT Len Railway Systems yang tergabung dalam Kerjasama Operasi (KSO) Railway Industry memulai proyek revitalisasi Jalur Jagomanja sejak Desember 2020.
DJKA Kementerian Perhubungan mempercayakan revitalisasi ini kepada KSO Railway Industry hingga akhir tahun 2022 ini.
“Revitalisasi Jalur Jagomanja terdiri dari dua paket pekerjaan, yaitu pekerjaan peningkatan sistem persinyalan dan telekomunikasi perkeretaapian, serta pekerjaan peningkatan gardu traksi dan listrik aliran atas (LAA) perkeretaapian,” kata Agung.
Pada paket pekerjaan pertama, pendeteksi kereta track sircuit diganti dengan axle counter, memperbaiki point machine yang lama dengan yang baru, serta lampu sinyal filamen diupgrade menjadi lampu sinyal LED.
Baca Juga: Menteri Prabowo Sambangi Len Industri Terkait Persiapan Holding Bumn Industri Pertahanan
Persinyalan Jagomanja juga disematkan interlocking SiLSafe 4000 sebagai perangkat persinyalan yang lebih modern, handal, tersertifikasi dan mudah diintegrasikan.
Dan yang tak kalah pentingnya, menambah sinyal blok agar dapat menambah kapasitas lintas dan meningkatkan headway atau jarak waktu keberangkatan antar kereta.
Sementara itu, peningkatan sistem telekomunikasi dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan backbone MPLS berkapasitas tinggi (up to 10G) dan sistem radio kereta yang lebih handal.
Sedangkan paket pekerjaan yang kedua berupa modifikasi Gardu Traksi Tanjung Barat, Gardu Traksi baru di Duren Kalibata, Sawah Besar dan Karet, serta penambahan Gardu Traksi dan Listrik Aliran Atas (LAA) untuk meningkatkan kehandalan dan distribusi daya LAA disesuaikan dengan kebutuhan ideal.
"Yang menjadi tantangannya adalah proyek berada dalam area operasi KA yang sibuk, sehingga kegiatan proyek berpotensi dapat mengganggu perjalanan KA. Aktifitas pekerjaan hanya dapat dilakukan pada dini hari sampai menjelang operasi kereta pertama (selama 4 jam) atau disebut juga window time," pungkas Agung.
Baca Juga: Alat Komunikasi Pada Tank Boat Antasena Buatan PT LEN Industri