Sonora.ID - Setelah melalui gelombang kedua pada pertengahan tahun 2021 yang lalu, Indonesia kembali masuk pada gelombang kasus Covid-19 pada awal tahun 2022 ini setelah melalui libur Natal dan tahun baru.
Kabar orang di sekitar terpapar virus corona menjadi kabar yang terus ditakutkan setiap harinya karena jumlahnya yang cenderung meningkat secara signifikan, mengingat kasus Covid-19 pada gelombang ketiga ini cenderung adalah varian Omicron.
Diketahui bahwa varian ini memang lebih mudah menular dan menyebar daripada varian sebelumnya.
Lonjakan masih terjadi di berbagai wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan DIY, namun dalam keterangannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa fase lonjakan tersebut sudah mulai berakhir bagi DKI Jakarta.
Tak heran, memang pada awalnya lonjakan pertama kali terjadi di Ibu Kota.
Luhut, seperti yang dikutip dari Kompas.com, menegaskan bahwa DKI Jakarta saat ini sudah mulai terlihat melewati puncak penularan varian Omicron.
“DKI Jakarta mulai melewati puncak punalaran Omicron, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai mengalami penurunan,” ungkapnya dalam konferensi pers terkait evaluasi PPKM pada hari ini, Senin, 14 Februari 2022.
Meski kabar baik datang dari Ibu Kota, namun wilayah-wilayah lainnya masih mencatatkan lonjakan yang tinggi.
Pihaknya menyebutkan DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat mengalami peningkatan penularan pada masa-masa belakangan ini.
Baca Juga: Ternyata Gampang Dicari, Ini 4 Obat Warung untuk Pasien Omicron yang Dianjurkan Farmakolog
“Tetapi masih berada di bawah puncak penularan varian Delta,” sambung Luhut menambahkan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa gejala yang ditunjukkan dari Omicron ini cenderung tidak lebih parah dari varian Deltan, sehingga pada awal terjadinya lonjakan, pemerintah pun sudah mengimbau agar pasien melakukan isoman.
Luhut pun menyebutkan bhawa kondisi rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit di Jawa-Bali pun lebih rendah daripada masa-masa puncak varian Delta.
Meski demikian, baik pemerintah dan masyarakat tidak boleh ada yang lengah dan menganggap enteng hal ini.
“Jangan juga berpikir pemerintah anggap entang. Hanya, jangan ketakutan berlebihan tapi kita juga harus tetap hati-hati,” tegasnya.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa BOR belum menunjukkan kapasitas maksimum.
Baca Juga: Ingat! Ini Tanda-tanda Pasien Omicron Sudah Sembuh Usai Isoman