Namun, setelah lulus dari kuliahnya sekitar tahun 2014, Norlaila menghabiskan waktunya untuk berjualan di warung.
"Setelah tahun 2014 Saya memutuskan untuk secara penuh membantu pekerjaan Abi dan Umi berjualan sate," jelasnya.
Di Tahun 2020, saat kedua orang tuanya meninggal, Barulah Norlaila secara penuh bertanggung jawab dan menjalankan bisnis Warung Sate milik keluarganya tersebut.
"Saya baru memulai 2020 kalau dulu yang pegang Abi sama Umi saya," terangnya.
Norlaila memegang Kendali penuh di Warung Sate ini. Mulai dari berbelanja bahan dan segala keperluan di lakukan oleh Norlaila sendiri demi menjaga kualitas.
"Dari mulai kulakan beras, daun, gula dan kacang. Karena semua bahan baku itu bahan baku pilihan, enggak bisa sembarangan," sambungnya.
Selain menggunakan bahan-bahan pilihan, Norlaila mengaku bahwa dirinya masih memegang resep yang diajarkan oleh umi nya dulu. Mulai dari takaran hingga cara memasaknya, Norlaila mengaku masih menggunakan cara yang diajarkan uminya demi menjaga cita rasa yang ada.
"Selain itu cara dari takaran bumbu hingga cara masak semua diajarkan secara detail sama umi. Karena itu saya masih bisa membuat sate seperti yang umi buat," imbuhnya.
Baca Juga: Lapas Wonogiri Siapkan Aplikasi Layanan Pengiriman Makanan Bagi Narapidana
Seperti sate ayam pada umumnya, Norlaila berkata jika yang membedakan sate Cak Ali dengan sate ayam yang lain adalah proses pengolahannya yang membuat sate ini menjadi khas.
"Kalau dari (sate) yang lain sebetulnya sama, tapi pengolahan Umi berbeda. Karena pengolahannya Umi itu lama. Kelebihannya kalau kita beli sekarang di makan besok pagi pun masih enak," tegasnya.
Bahan yang digunakan juga tidak menggunakan bahan dengan kualitas yang rendah.
"Selain itu gula kalau nggak bagus umi juga nggak mau. Potongan dagingnya juga beda. Lontongnya punya umi juga jauh lebih besar dan padat," imbuhnya.
Warung sate Cak Ali merupakan warung sate recommended di Klaten, selain cita rasa yang disajikan sangat khas, harga yang dibandrol juga sangat terjangkau. Hanya dengan Rp 15 ribu saja, sate ayam Cak Ali sudah siap untuk di santap. Jika ingin menggunakan lontong, cukup menambah Rp 3 ribu rupiah saja. Tak heran, jika harga yang sangat terjangkau itu dalam seharinya Norlaila bisa menjual sekitar 3000 tusuk.
"Kalau pastinya enggak pernah ngitung tapi mungkin sekitar 3000-an tusuk," terangnya.
Norlaila yang memegang langsung warung ini, juga membantu melayani pembeli secara langsung. Selain berjualan di warung, Warung Sate Cak Ali juga dapat dipesan dan di beli melalui aplikasi online.
"Saya berharap bisa terus menjaga rasa tetap konsisten agar pembeli tidak kecewa, karena itu adalah hal yang sulit," pungkasnya.
Warung sate yang buka mulai pukul 16.00 WIB ini selama PPKM level 2 tutup pukul 21.00 WIB. Jika ingin mencicipi, bisa langsung datang ke outletnya yang terletak di Jalan Pemuda tepatnya di depan kantor Pos Kota Klaten, ataupun dapat memesannya melalui aplikasi Online.
Baca Juga: Unik! 5 Deretan Makanan Ini Tercipta karena Tak Sengaja, Lho!