Sonora.ID - Imposter syndrome adalah kondisi psikologis pola perilaku seseorang yang sering meragukan atau bahkan merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesan sendiri.
Orang yang mengalami imposter syndrome merasa bahwa dirinya tidak secerdas, sekreatif, dan berbakat seperti yang terlihat oleh orang lain.
Perasaan ini juga diikuti dengan ketakutan bahwa jati diri yang asli akan terungkap dan akan dinggap sebagai penipu oleh orang-orang. Oleh karena itu imposter syndrome dikenal dengan istilah sindrom penipu.
Tanda-Tanda
Penyebab
Baca Juga: Jangan Takut! Lawan Beauty Shaming Dengan Mencintai Diri Sendiri
Cara Menangani
Jika dibiarkan berlarut-larut, orang yang memiliki imposter syndrome bisa mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut terdapat cara menanganinya.
Untuk menanganinya, kita harus menyadari dan mengakui perasaan yang dirasakan dengan cara menuliskan perasaan pada buku catatan atau buku harian.
Tulislah semua perasaan keraguan dan perasaan tidak mampu yang dirasakan secara spesifik dan sertakan alasannya.
Dengan ini kita bisa menyadari bahwa keraguan yang dirasakan sebenarnya tidak berdasar dan tidak perlu dikhawatirkan.
Setelah memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri lebih dalam, cobalah cari cara untuk mengembangkan potensi kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki.
Dengan cara ini, kita tidak perlu menghabiskan waktu hanya untuk khawatir tentang keraguan atau ketakutan yang tidak berdasar.
Selain dengan cara menuliskan, cobalah untuk bercerita dan melegakan perasaan dengan orang yang kita percaya yang dapat memberikan pendapat dari sudut pandang yang lebih positif.
Baca Juga: Sebelum Raih Thomas Cup, Jonatan Christie Sempat Konsultasi ke Psikolog?
Saat pikiran kita mulai berpikir negatif, lawanlah dengan cara positive self-talk yang bermanfaat untuk menetralkan pikiran negatif yang mengganggu.
Setiap kali dapat berhasil meraih kesuksesan, akuilah bahwa kesuksesan yang diraih merupakan hasil dari kecerdasan, usaha, dan keahlian diri sendiri.
Dan rayakan kesuksesan tersebut dengan pergi makan bersama teman atau keluarga dan self reward.
Selain itu, berlatih untuk menerima pujian dari orang lain agar diri sendiri dapat lebih menghargai setiap usaha yang dilalui dan juga kesuksesan yang kita raih.
Setiap kesuksesan yang diraih memang layak untuk didapatkan. Jika keraguan dan kekhawatiran masih mengganggu, jangan malu atau ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog.
Baca Juga: Ladies, Buka Mata! Ini 5 Alasan Wanita Harus Mandiri Secara Finansial