Sonora.ID - Hubungan antara Ukraina dan Rusia kian memanas.
Kedua negara tersebut bahkan terus melakukan latihan tempur atau perang untuk melindungi negaranya masing-masing dari gencatan-gencatan senjata yang akan terjadi.
Rusia telah secara terang-terangan melakukan latihan gabungan untuk persiapan berperang.
Namun baru-baru ini Rusia mengumumkan jika sebagian pasukannya akan ditarik ke pangkalan militer setelah melakukan latihan gabungan dengan Belarusia di perbatasan Ukraina.
Akan tetapi pihak terkait menegaskan jika latihan besar lainnya akan tetap berlanjut.
Mengutip CNN via Tribunnews, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan jika pasukannya yang ada di distrik militer Selatan dan Barat telah mulai kembali ke markas mereka.
Baca Juga: Bikin Ketar-ketir! Konflik antara Rusia-Ukraina Kian Memanas, Apa Penyebabnya?
Hanya saja pengumuman itu tidak merinci di mana markas pasukan tersebut dan berapa banyak pasukan yang putar balik.
Berdasarkan perkiraan AS, Rusia menempatkan lebih dari 130 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina beberapa pekan terakhir.
Adanya peningkatan aktivitas militer di perbatasan Ukraina ini tentunya telah memancing para pejabat intelejen Barat.
Ukraina bahkan was-was jika invasi Rusia akan terjadi kapan saja.
"Unit-unit distrik militer Selatan dan Barat, setelah menyelesaikan tugas hari ini mereka akan mulai pindah ke garnisun militer mereka," kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook.
Konashenkov menuturkan jika serangkaian latihan angkatan laut yang melibatkan kapal permukaan, kapal selam dan penerbangan angkatan laut, sedang berlangsung baik di "daerah penting secara operasional di lautan dunia" dan di perairan yang berdekatan dengan wilayah Rusia.
"Latihan berlanjut dengan formasi dan unit militer di tempat pelatihan lain di wilayah Federasi Rusia," katanya.
Baca Juga: 3 Ramalan Kontroversi dari Denny Darko, Mulai Dari Persiden 2024 Hingga Perang Dunia
"Sejumlah tindakan pelatihan tempur, termasuk latihan, telah dilakukan sesuai dengan rencana."
Ukraina Ragu
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan skeptis dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh Rusia.
Dirinya mengatakan jika Rusia telah banyak membuat pernyataan, sehingga tidak terlalu banyak percaya.
"Berbagai pernyataan terus-menerus dibuat dari Federasi Rusia, jadi kami sudah memiliki aturan: 'Jangan dengar lalu percaya. Tapi lihat lalu percaya,'" kata Kuleba.
"Ketika kami melihat penarikan, maka kami akan percaya pada de-eskalasi."
14 negara mati kutu jika terjadi perang
Memanasnya Rusia dan Ukraina yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan NATO tentunya membuat beberapa negara mengalami ketegangan.
Ratusan ribu pasukan telah dikerahkan oleh Rusia ke perbatasan Ukraina, begitu juga dengan AS dan NATO yang sudah mengirimkan pasukannya ke wilayah Laut Hitam atas permintaan Ukraina.
Baca Juga: 10 Negara dengan Tradisi Pernikahan Paling Aneh, Mempelai Wanita Diludahi Ayah Sendiri?
Konflik kedua negara yang melibatkan AS dan NATO ini dipercaya akan memicu terjadinya perang dunia ketiga.
Berdasarkan Listsurge, jika perang ini terjadi maka akan ada 14 negara yang berpotensi terdampak dan mati kutu.
1. India
2. Mesir
3. Perancis
4. Korea Selatan
5. Iran
6. Inggris
7. Pakistan
8. Israel
9. Afghanistan
10. China
11. Rusia
12. Suriah
13. Korea Utara
14. Amerika Serikat
Baca Juga: Menparekraf: Negara G20 Harus Bersinergi Kuat Rancang Rencana Pemulihan Parekraf