Efek Perubahan Iklim pada 5 Hewan, dari Beruang Kutub sampai Burung Amazon

17 Februari 2022 21:00 WIB
Beruang kutub
Beruang kutub ( kompas.com)

Sonora.ID - Dampak dari meningkatnya suhu karena perubahan iklim memaksa berbagai jenis hewan di seluruh dunia untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang tidak biasa.

Dijelaskan profesor ekologi dan biologi evolusioner di University of California Los Angeles, Morgan Tingley, umumnya hewan akan beradaptasi dengan beberapa cara.

Pertama, hewan akan mengubah penyebaran mereka atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain ketika suhu di wilayah yang ditinggali sangat panas. Kemudian, mereka dapat bermigrasi saat pergantian musim terjadi.

Hewan juga bisa beradaptasi dengan berevolusi maupun karena seleksi alam. "Perubahan iklim seperti pembunuh dalam skala global. Akibatnya, sering kali membuat risiko lain yang dihadapi hewan jauh lebih buruk," papar Maria Paniw, ahli ekologi dari Donana Biological Station.

Dampak perubahan iklim pada hewan

  1. Perkawinan sedarah beruang kutub

Dampak dari perubahan iklim salah satunya adalah beruang kutub yang menjalani perkawinan sedarah, lantaran es di kutub mulai mencair.

Studi yang dipublikasikan di Royal Society Journals pada September 2021 menunjukkan bahwa beruang kutub kehilangan 10 persen keragaman genetik selama periode 20 tahun terakhir karena fragmentasi habitat.

Para ilmuwan menemukan perkawinan sedarah beruang kutub di Svalbard, kepulauan Norwegia di Laut Barents, berkaitan dengan mencairnya es di laut Arktik secara signifikan.

Dijelaskan peneliti di Norwegian Institute of Bioeconomy Research, Simo Maduna berkurangnya keragaman genetik ini, pada akhirnya menyebabkan ketidakmampuan spesies untuk menghasilkan keturunan subur, ataupun kebal terhadap penyakit.

Baca Juga: Eksperimen Gila dan Bikin Jijik, Pisau dari Kotoran Manusia Beku Ternyata Menang Nobel

  1. Risiko tuberculosis pada meerkat meningkat

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature tahun 2021, ketika suhu Gurun Kalahari di Afrika Selatan terus naik, maka meerkat akan lebih stres secara fisik.

Suhu yang sangat ekstrem juga meningkatkan risiko wabah tuberkulosis (TBC) pada meerkat di Gurun Kalahari.

Akibatnya hewan ini memiliki lebih sedikit waktu untuk mencari makan di siang hari, terlebih dengan kondisi kekeringan akibat penurunan curah hujan yang mengakibatkan ketersediaan pangan menurun.

"Karena tekanan fisik yang terlibat dan ketersediaan makanan yang lebih sedikit, kondisi tidak sehat dapat mengubah penyakit endemik menjadi wabah yang mengurangi jumlah kelompok dan menempatkan kelompok pada risiko kepunahan," ungkap Paniw.

  1. Siklus perkembangbiakan anjiing laut abu-abu berubah

Para peneliti yang memantau anjing laut abu-abu di Skomer Marine Conservation Zone di Inggris selama tiga dekade ini, menemukan perubahan iklim menyebabkan induk anjing laut yang berusia lebih tua melahirkan anak lebih awal.

Peningkatan suhu di setiap tahunnya pun telah dikaitkan dengan usia rata-rata anjing laut abu-abu betina yang lebih tua. Pasalnya, anjing laut abu-abu biasanya mulai berkembang biak sekitar usia 5 tahun dan dapat berlanjut selama beberapa waktu setelahnya.

Akan tetapi semakin tua anjing laut, maka semakin awal mereka melahirkan anaknya. Sementara itu, perubahan tersebut tidak hanya terjadi di Inggris saja, karena ada perubahan yang juga berlaku pada anjing laut di seluruh Atlantik.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Warna Darah Menstruasi, Kalau Hitam Apakah Berbahaya?

  1. Peningkatan angka perceraian elang laut Albatros

Elang laut Albatros dikenal sebagai spesies monogami yang hanya memiliki satu pasangan saja seumur hidupnya.

Namun, sebuah studi yang diterbitkan di Royal Society Journals pada November 2021 menemukan perubahan iklim membuat banyak burung bercerai.

Para peneliti menganalisis lebih dari 15.000 pasangan albatros di Kepulauan Falkland selama 15 tahun, dan menyatakan bahwa spesies burung albatros alis hitam yang berpisah dengan pasangannya, lalu menemukan pasangan baru naik menjadi 8 persen.

  1. Menyusutnya burung Amazon

Perubahan iklim juga menyebabkan mengecilnya tubuh burung-burung di hutan hujan Amazon. Sebab, cuaca di wilayah tersebut menjadi lebih kering dan lebih panas.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Science Advances pada November 2021, tim ilmuwan mempelajari data dalam kurun empat dekade terkait spesies burung Amazon.

Hal yang mengejutkan adalah sebanyak 36 spesies dilaporkan telah kehilangan berat badan drastis, sejak tahun 1980. "Menghadapi lingkungan yang berubah, respons biologis spesies terbatas pada kepunahan, pergeseran distribusi, dan adaptasi," tulis mereka.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Kota Solo, Ada Kendaraan Tua dari Zaman Belanda

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm