Pemberian angpao hanya diberlakukan bagi mereka yang sudah menikah kepada orang tua dan anak-anak. Membagikan angpao dipercaya dapat memperlancar rezeki di kemudian hari. Sementara itu, bagi mereka yang belum menikah, dilarang memberikan angpao karena dianggap akan mengurangi keberuntungan dan menjauhkan jodoh.
Bagi mereka yang menerima angpao, perayaan Imlek berarti banjir uang. Angpao ini biasanya diisi sejumlah uang kertas baru di dalamnya. Jumlahnya pun tidak harus besar.
Masyarakat Tionghoa menganggap bahwa keramas pada Tahun Baru Cina dapat membasuh habis rezeki. Hal ini diyakini karena dalam bahasa Mandarin, kata rambut memiliki pengucapan dan karakter yang sama dengan kata fa cai, yaitu menjadi kaya. Biasanya, mereka akan merapikan rambut dari satu hingga tiga hari sebelumnya.
Menyapu rumah pada Hari Raya Imlek diyakini bisa mengusir keberuntungan baik yang sudah hadir. Masyarakat Tionghoa, biasanya baru membersihkan lantai rumah pada hari berikutnya.
Mereka memulainya dari pintu utama menuju ke tengah rumah. Mereka juga yakin untuk tidak menyapu dari dalam pintu rumah ke luar karena bisa menghilangkan keberuntungan yang ada.
Sampah-sampah yang disapu pun tidak boleh dibuang dulu karena masih harus ditaruh di dalam rumah minimal sampai hari kelima Imlek. Setelah itu, barulah sampah-sampah tersebut boleh dibuang.
Dengarkan perbincangan lengkap seputar mitos-mitos Imlek dalam siniar Momen Satu Kali bertajuk "Mitos Anti Ciong di Hari Imlek" di Spotify dan juga YouTube Sonora FM!