Pasalnya, sebuah kebaikan atau keburukan memiliki nilai yang blur, sehingga jatuhnya lebih relatif.
Setiap orang sudah pasti memiliki perbedaan dalam memandang konteks kebohongan yang dilakukan oleh anak.
Maka dari itu, sebagai orang tua yang sudah cukup dewasa, mereka harus bisa melakukan komunikasi dengan anak terkait konsekuensi kebohongan yang dilakukan.
Jika konteks bohong yang dilakukan memiliki konsekuensi aman bagi seluruh pihak, maka hal tersebut bisa dilakukan untuk melindungi suatu hubungan.
"Anak tidak akan tahu jika ibu tidak mendiskusikan," ujar Astrid.
Oleh sebab itu, melakukan komunikasi guna membahas konteks bohong yang dilakukan dapat menjadi cara terbaik bagi orang tua untuk memahami alasan sang anak melindungi diri.
Baca Juga: Peringkat Golongan Darah yang Jago Bohong, A Paling Bikin Emosi!
Para orang tua harus ingat bahwa bohong merupakan mekanisme perlindungan manusia alami yang sudah pasti dilakukan.
Agar tidak melebihi nilai moral yang ada, para orang tua harus mampu mengajarkan anak tentang tanggung jawab terhadap seluruh konsekuensi dari berbohong.
Ini dilakukan agar anak tidak akan selalu berbohong, tetapi lebih berani untuk menghadapi suatu kondisi yang membuat lingkungan terasa tidak nyaman.
Jangan lupa ajarkan juga sang anak konsep tentang bohong sebagai mekanisme perlindungan ketika mereka sedang terancam.