“Kalau untuk perawat saat ini kita sedang mendidik sebanyak 200 orang untuk berangkat ke Jerman, September nanti diharapkan sudah berangkat. Tahun depan kita proyeksikan lagi berangkat sekitar 300 orang kesana,” jelasnya lagi.
Selain kompetensi di bidang kerja masing-masing, penguasaan bahasa asing dan persiapan mental, menjadi kunci keberhasilan PMI bekerja di luar negeri.
“Selain bahasa mental yang kuat juga harus dipersiapkan, karena terpisah jauh dari keluarga. Pokoknya harus siap menghadapi budaya yang berbeda,” pesannya kepada mahasiswa.
Terkait perlindungan selama bekerja di luar negeri, negara menurut Kartiko pasti hadir dalam melindungi PMI.
“Kalau memang berangkat melalui sistem kita akan dilindungi oleh negara secara penuh mulai dari berangkat, bekerja sampai kepulangan ke tanah air,” imbuh Kartiko yang juga Deputi penempatan dan pelindungan kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2PMI.
Baca Juga: Masih Pandemi, Ujian Nasional 2022 di Banjarmasin Ditiadakan
Sementara itu, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UMB Banjarmasin, Alfian Mauricelfle, menjelaskan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kuliah umum yang diberikan BP2PMI.
“Ini menjadi informasi penting bagi alumni kami yang tertarik bekerja di luar negeri,” ujar Alfian.
Melalui kurikulum yang ada, pihaknya menurut Alfian terus menyiapkan para mahasiswa, agar bisa mengambil peluang-peluang bekerja di luar negeri.
Sejauh ini sudah ada beberapa alumni D3 dan S1 Keperawatan UMB yang bekerja di luar negeri, khususnya dalam bidang kesehatan.
“Banyak alumni kami yang sudah bekerja di luar negeri, setiap tahun ada saja yang berangkat,” tambahnya.
Secara teknis, lanjut Alfian, pihaknya akan meningkatkan lagi kualitas pembelajaran, agar kompetensi para mahasiswa bisa bersaing secara global.
“Kita tingkatkan lagi ke depan kompetensi mahasiswa,” pungkasnya.