Menurut Tarjo, dirinya dan semua rekan sesame driver truk lainnya sebenarnya ingin membawa muatan yang standar dan sesuai dengan ketentuan.
Namun, kembali lagi kepada pengguna jasa truk tak banyak yang mau jika muatan yang dibawa itu tak maksimal.
“Kalau muatanya sedikit, ongkosnya standar, ya kita malah lebih seneng. Tapi kira-kira yang nyarter kan nggak mau,” tegasnya.
Maka dari itu, pihaknya meminta melakukan audiensi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Boyolali untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan yang mereka alami sekarang ini.
Dalam audiensi itu, ratusan sopir truk itu diwakilkan oleh pengurus organisasi sopir truk di Boyolali yaitu dari Komunitas Sopir Truk Boyolali (KSTB) dan Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI).
Kabid Pengujian dan Rekayasa Kendaraan Dishub Boyolali, Heri Subagyo, dalam audiensi tersebut ada sejumlah hal yang disampaikan para sopir. Yang pertama terkait masalah tajuk, dan kemudian soal uji KIR.
Baca Juga: Kubu Raya, Gencarkan Penertiban Over Dimensi Over Load Muatan
“Intinya teman-teman sopir sambung rasa dengan kita, yang pertama masalah tajuk. Bila itu sebatas untuk menutupi dan yang ditutupi nggak over dimensi itu nggak masalah,” kata Heri Subagyo.
Para sopir menanyakan perihal tajuk yang di daerah lain ditindak. Pasalnya, barang muatan truk ada yang mengharuskan untuk ditutup dengan terpal penutupnya dengan menggunakan yang model tajuk atau miring. Terutama barang-barang yang mudah rusak, seperti kardus.
“Ya ini nanti akan kita komunikasikan dengan beberapa wilayah terkait dengan tajuk, agar nanti seragam,” ujarnya.
Sedangkan terkait dengan uji KIR, Subagyo tetap berpedopan kepada ketentuan yang ada.
“ Sopir pun bisa menerima,” tutupnya.
Meski begitu, sopir akan menerima keputusan KIR sesuai dengan ketentuan yang ada.