Berkaca dari hal tersebut, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengkhawatirkan adanya pengaruh atau dampak yang besar ke Indonesia dengan adanya perang tersebut.
“Sehingga ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stok gandum dan produsen makanan di dalam negeri,” ungkapnya.
Dampak inflasi
Perang Rusia vs Ukraina ini juga akan meningkatkan indlasi dan meningkatkan biaya logistic yang akan jauh lebih mahal, sehingga keburuhan pokok pun akan meningkat harganya ketika daya beli masyarakat menurun.
Maka penting bagi pemerintah untuk melakukan antisipasi dengan penambahan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk stabilitas harga pangan dan stabilitas harga energi.
Meski demikian, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani menyatakan bahwa perjanjian dagang Rusia dengn Indonesia belum selesai.
Kondisi tersebut membuat dampaknya menjadi lebih minim.
“Jadi dampak konflik ini secara langsung terhadap relasi perdagangan dan investasi di Indonesia tidak signifikan,” jabar Shinta.
Hanya saja, dengan terjadinya perang ini, mengganggu rencana Indonesia untuk melakukan kerja sama ekonomi lebih lanjut dengan kedua negara tersebut.
Baca Juga: Digempur Rusia, Presiden Ukraina: 137 Warga Tewas pada Hari Pertama Serangan