Sonora.ID – Peperangan yang antara negara Rusia-Ukraina ini tampaknya masih terus memanas.
Bahkan pada hari ini, Jumat (25/2/2022) pagi tadi ledakan masih terus terdengar di area Ibu Kota, Ukraina, Kiev.
Mengutip dari Kompas.com, diketahui pasukan Rusia dilaporkan telah menadaki Ibu Kota Ukraina tersebut setelah berhasil menduduki bekas PLTN Chernobyl.
Kabar yang menyedihkan lagi dari adanya perang tersebut sudah ada ratusan warga yang meninggal yang berada di kota-kota besar Ukraina.
Bukan hanya itu, dampak dari perang juga terasa bagi warga perbatasan antara Rusia-Ukraina.
Sepasang lansia, Kateryna dan Dmytro Shklyar termasuk di antara penduduk terakhir Nevelske.
Sebuah desa dekat garis depan di Ukraina timur, lokasi pertempuran bertahun-tahun yang membuat mereka tidak memiliki air mengalir, listrik, atau tetangga.
Daerah tersebut terletak di sekitar 25 km dari Donetsk, kota terbesar Ukraina Timur yang menjadi perebutan wilayah antara dua negara yang sedang berperang.
Sepasang lansia tersebut juga dapat dikatakan korban dari adanya perang entah kapan berakhirnya.
Baca Juga: Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia yang Menyerang Ukraina? Berikut Daftarnya!
Bagaimana tidak, dari 300 penduduk yang memadati wilayah tersebut akhirnya melarikan diri dan mencari wilayah yang lebih aman. Namun, tidak dengan sepasang lansia tersebut karena tak tujuan lagi.
Dikutip dari Reuters pada Minggu (30/1/2022), keluarga Shklyar hidup tanpa air mengalir atau pasokan listrik yang stabil, mengandalkan militer Ukraina dan pekerja bantuan untuk mengirimkan barang-barang kebutuhan pokok.
Kateryna dan Dmytro Shklyar sepasang lansia yang hidup di antara bangunan-bangunan hancur tersebut.
Tak banyak yang memilih tinggal disana dengan berbagai faktor yang ada. Diketahui hanya ada ada lima penduduk yang masih bertahan di sana.
Listrik dan segala saluran air mati karena adanya perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina ini.
Bahkan toko terdekat dari mereka tinggal juga terhalang palang jalan yang dibangun oleh para pasukan militer.
Hanya terdapat gudang makanan kecil yang bisa mereka andalkan saat ini.
"Dia 86 dan saya 76 tahun. Dan kami hidup tak punya apa-apa. Yah, tentu saja kami punya kentang, wortel, dan bawang. Tapi hanya itu yang kami punya." ucap Kateryna.
Bukan hanya untuk makanan saja, namun sayuran tersebut juga digunakan sebagai pelindung mereka dari hancuran tanah akibat bom yang diluncurkan.
Baca Juga: Dalam 24 Jam Rusia Telah Tewaskan Ratusan Orang, Ternyata Ini Motif Rusia Serang Ukraina
Kabar yang menyedihkan, sepasang lansia ini hanya berteman dengan hewan peliharaan. Kucing dan anjing adalah teman yang tersisa dan bisa menemani mereka.
Saat presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (28/1/2022) mengatakan, Barat belum membahas tuntutan keamanan utama Moskwa dalam krisis di Ukraina, tetapi dia siap untuk terus berunding mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu Kateryna Shklyar, sambil duduk di sebelah suaminya di rumah mereka yang dindingnya dihiasi karpet tebal, menyeka air mata.
"Saya tidak punya kata-kata atau air mata lagi," katanya.
"Semua orang sudah pergi. Mereka yang punya uang dan mampu membeli sesuatu di suatu tempat, mereka semua pergi. Dan ke mana kita akan pergi, dua orang tua, siapa yang membutuhkan kami?"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidup Tanpa Air, Listrik, dan Tetangga, Kisah 2 Lansia Telantar di Perbatasan Ukraina-Rusia".
Baca Juga: Sudah Berkuasa 22 Tahun Lamanya, Inilah Sosok Presiden Rusia Vladimir Putin yang Ajak Perang Ukraina