Pengamat Komunikasi USAHID: Krisis Rusia-Ukraina Akan Segera Berakhir

27 Februari 2022 18:51 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia bergerak menuju Ukraina Timur untuk menginvasi negara tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia bergerak menuju Ukraina Timur untuk menginvasi negara tersebut. ( IG andreinaperiodista)

Jakarta, Sonora.Id - Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi memerintahkan untuk melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Kamis, (24/2/22) lalu, yang telah menewaskan ratuasan orang, dan memaksa ribu orang meninggalkan Ukraina dalam kurun waktu 48 jam. 

Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid, DR. Algooth Putranto optimistis krisis Rusia-Ukraina segera selesai seiring adanya upaya pembicaraan dari kedua belah pihak asalkan Amerika dan negara-negara NATO tidak ikutan campur tangan dalam krisis dua negara di Eropa Timur itu.

“Kalau melihat tensi krisis kedua negara, meski terjadi konflik bersenjata, tensinya cenderung datar. Amerika dan negara-negara NATO sikapnya tidak solid. Peluang konflik selesai lebih cepat justru terbuka dengan adanya pembicaraan di Belarusia,” kata Algooth kepada Redaksi Radio Sonora, Minggu (27/2).

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Pastikan 153 WNI di Ukraina Aman

Baca Juga: Prihatin Atas Invasi ke Ukraina, Paus Fransiskus Datangi Kedutaan Besar Rusia

Seperti diketahui, hari ini (Minggu, 27/2) delegasi Rusia sampai di kota Gomel, Belarusia. Kehadiran delegasi Rusia tersebut sekaligus jawaban bagi Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky yang membuka kemungkinan untuk berunding di tempat netral.

“Kita wajib mengapresiasi gerak cepat Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko menjadi mediator krisis Rusia-Ukraina. Dia lebih cepat daripada menunggu keputusan Presiden Turki (Recep Tayyip Erdogan) dan Azerbaijan (Ilham Aliyev),” lanjutnya.

Gelombang pengungsi warga Ukraina terus meningkat seiring meningkatnya eskalasi akibat invasi Rusia ke Ukraina

Yang menjadi pertanyaan, lanjutnya, pertama, kerelaan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky untuk berunding. Kedua, Amerika dan negara-negara NATO menahan diri untuk tidak turut campur dalam perundingan Rusia-Ukraina tersebut.

Sekadar catatan, sebelum krisis Rusia-Ukraina, Amerika Serikat dan negara-negara NATO sibuk memprovokasi Rusia sampai diingatkan China di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

“Negara-negara Barat mengancam ini itu, pada kenyataannya mereka ya impor banyak bahan baku nuklir dan senjata dari Rusia," tambah Algooth.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm