Meskipun Tibet diasosiasikan dengan para biksu Buddha yang damai dan pemimpin spiritualnya, Dalai Lama, wilayah barat laut India ini telah menjadi rebutan selama berabad-abad.
Tibet sebenarnya adalah negara yang independen sepenuhnya, tapi hanya dari 1912 hingga 1951, ketika Tibet menjadi bagian dari China.
Upaya untuk "membebaskan Tibet" sedang berlangsung, dan Dalai Lama pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, yang kini sudah pensiun, masih tinggal di pengasingannya di India.
Tibet juga merupakan tempat tujuan bagi para petualang dan pendaki gunung karena tempat ini memiliki titik tertinggi di Bumi, Gunung Everest.
Baca Juga: 3 Negara Penduduk Paling Rajin di Dunia Tapi Kehidupan Rata-rata Miskin dan Kekurangan, Kok Bisa?
3. Neutral Moresnet
Negara sangat kecil ini hanya memiliki luas wilayah tidak sampai satu mil persegi.
Neutral Moresnet dibentuk dari kesepakatan antara Belanda dan Prusia pada 1816, sehingga kedua negara dapat sama-sama memiliki akses ke tambang seng.
Neutral Moresnet memiliki bendera sendiri dan bahkan membuat uang koinnya sendiri.
Sejumlah upaya dilakukan untuk mengubah negara kecil menjadi wilayah utopia dengan 'bahasa buatannya; sendiri, Esperanto.
Namun, wilayah Neutral Moresnet menjadi korban Perang Dunia I, dan kini menjadi bagian dari Belgia. Penduduknya saat ini masih merayakan ulang tahun didirikannya Neutral Moresnet
4. Abyssinia
Abyssinia sebenarnya adalah nama panggilan dari bangsa Arab dan Eropa untuk Ethiopia seratus tahun yang lalu.
Selama masa Scramble of Africa atau 'Perebutan Afrika' pada akhir abad ke-19, Italia mencoba untuk merebutnya, tetapi tidak dapat menggulingkan kekaisaran Ethiopia.
Faktanya, negara itu tidak pernah dijajah dan merupakan satu dari sedikit negara merdeka di Afrika sampai orang-orang Italia di bawah Mussolini menguasainya dalam waktu singkat di akhir 1930-an.
Setelah Perang Dunia II, Ethiopia menjadi satu di antara negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga: Rusia Makin Ganas! 12 Negara Ini Siap Bela Ukraina, Indonesia Berpihak ke mana?
5. Ceylon
Pulau besar yang terletak di selatan India ini disebut Sri Lanka. Namun, sebelum 1972 pulau itu disebut Ceylon.
Ceylon adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Eropa ketika pulau itu dijajah berabad-abad sebelumnya.
Ceylon berada di bawah kekuasaan Inggris sampai 1948.
Namun, akhirnya Ceylon menjadi bangsa yang merdeka dan melepaskan nama kolonialnya pada 1972 dan berganti menjadi Sri Lanka.
Setelah mengalami beberapa perang saudara di awal abad 21, kondisi wilayah ini sekarang lebih stabil.
Pada 2011, pemerintah Sri Lanka memutuskan mengubah semua nama lembaga negara yang masih menggunakan nama Ceylon sebagai upaya untuk menghilangkan sisa-sisa kolonialisme.
Artikel ini telah tayang di Tribun Travel dengan judul 5 Negara yang Hilang dari Peta Dunia, Ada Tibet Hingga Yugoslavia.