Semarang, Sonora.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Semarang-Jawa Tengah pada Selasa 1 Maret 2022.
Acara yang digelar di PO hotel ini dihadiri Kepala BKKBN selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat , serta para wakil ketua dari unsur Sekretariat Wakil Presiden, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Kemendagri serta Kemenkes.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, 'RAN PASTI' akan menjadi acuan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting.
Sosialisasi ‘RAN PASTI’ di Semarang ini juga menjadi pijakan awal bagi penjelasan mekanisme tata kerja percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi, kabupaten dan kota serta desa.
Dibahas juga mengenai pemantuan pelaporan serta evaluasi dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah skenario “pendanaan” stunting di daerah.
Indikator penurunan stunting akan menjadi salah satu parameter keberhasilan kepala daerah dalam mensejahterakan warganya dan memacu kemajuan pembangunan daerah.
Hasto menggarisbawahi, BKKBN yang ditugaskan Presiden Jokowi sebagai pengendali pencegahan stunting BKKBN akan selalu mendukung dan memperhatikan upaya konvergensi dengan mengedepankan kebaharuan khususnya di tingkat desa dan keluarga.
Baca Juga: Sekda Kalbar: Semua Sektor Bertanggungjawab dalam Pengentasan Stunting
Hasto juga menjelaskan Jawa Tengah menjadi provinsi yang daerahnya tidak ada warna merah dalam indikator jumlah stunting.
Namun masih ada perbedaan data dari pusat dan daerah, contohnya Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkap ada 1.367 anak yang mengalami stunting, atau 3,21% dari total balita 44.058 anak. Namun di data pusat tercatat 21,3%.
Meski demikian, Hendi menyebut upaya mengatasi stunting terus dilakukan. Hendi kian termotivasi untuk terus berkomitmen memerangi stunting di wilayahnya.
Secara intens, dirinya tidak segan-segan bersama Ketua PKK Kota Semarang melakukan pemeriksaan door to door ke lapangan untuk memastikan keluarga yang potensial stunting di daerah ditangani dengan benar dan maksimal.
BKKBN dengan 200 ribu tim pendamping keluarga yang terdiri dari unsur BidanPKK dan Kader KB atau kader pembangunan lainnya yang ada di desa.
Dengan demikian jumlahnya akan setara dengan 600 ribu orang. Mereka akan dilatih dan mendampingi calon pengantin atau calon pasangan usia subur, ibu hamil.
Ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0-59 bulan.
Baca Juga: Turunkan 'Stunting' Kominfo RI Ingatkan Remaja, Calon Pengantin, Pasutri Adalah Kunci Utama