Sonora.ID – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi, bahkan terdapat kabar akan adanya sanki yang diberikan untuk Rusia yang bisa dijatuhkan dengan persetujuan dari berbagai negara.
Meski ia termasuk yang kuat dalam berperang, nyatanya dapat diprediksi dari berbagai ahli bila Rusia mendapatkan sanki ekonomi.
Mengutip dari Kompas.com, pada Senin (28/2/2022), Amerika Serikat (AS) memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Rusia, termasuk pada bank sentralnya, sebagai hukuman atas invasi yang digerakkan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Semua sanksi, yang diambil sejak serangan Rusia ke Ukraina dimulai pada dini Kamis (24/2/2022), akan meningkatkan inflasi Rusia dan mengusir investor, tetapi kemungkinan tidak menghentikan Kremlin.
Arahan Senin (28/2/2022) dari Kementerian Keuangan AS menempatkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Bila hal tersebut benar-benar terjadi, maka akan ada potensi yang membuat Rusia menjadi negara yang gagal dalam sektor ekonomi yang akan dirasakan masyarakat.
Berikut 3 hal yang berpotensi membuat Rusia menjadi negara yang gagal dalam sektor ekonomi:
Penderitaan Ekonomi
Menurut data yang dirilis Badan Moneter Internasional (IMF), perekonomian Rusia akan tertekan.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Transformasi Ekonomi Antisipasi Dampak Konflik Rusia-Ukraina
Sebagai contoh di tahun 2015 ada penekanan ekonomi hingga 3,4% dan bertambah lagi 1% pada tahun berikutnya.
Hal tersebut terjadi saat Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba mengembalikan lagi posisinya di kelompok negara-negara superpower.
Hl tersebut juga berpotensi berimbas kepada warga biasa Rusia yang paling merasakan penderitaan terbesar.
Tingkat harga melejit hingga berpotensi membuat warga Rusia hidup dalam kemiskinan.
Turunnya tingkat upah dan tingginya tingkat suku bunga memukul perekonomian domestik.
Penderitaan Sanksi
Embargo ekonomi menyebabkan perusahaan Ruisa tidak dapat mendapatkan uang di kawasan perdagangann Eropa bila terjadi pemblokiran perdagangan dan larangan yang akan diterima oleh Rusia bila terjadi sanksi terhadap negara ini.
Bila hal tersebut benar akan terjadi bisa saja sebagai balasan, Rusia memberlakukan larangan impor produk makanan dan agrikultur dari Barat.
"Ini merupakan guncangan kepercayaan bagi populasi, kepercayaan investor asing, dan investasi bagi ekonomi," jelas Ernesto Ramirez Rigo, IMF mission chief untuk Rusia.
Baca Juga: Puan Minta TNI-Polri Bantu Kawal Pemulihan Ekonomi dan Sosial Demi Kesejahteraan Rakyat
Tak Berteman
Jika benar akan terjadi adanya sanki-sanksi internasional oleh negara Barat, tak heran bila negara lain akan kurang percaya terhadap Rusia.
Apalagi bila SWIFT atau Society for Worldwide Interbank Finansial Telecommunication yang merupakan lembaga keuangan internasional melumpuhkan kemampuan Rusia dalam perdaganganan.
Maka negara lain juga ikut serta. Diketahui, negara seperi Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah mengikuti langkah Uni Eropa dalam memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Baca Juga: Di Hadapan Negara G20, Jokowi: Harus Fokus untuk Bersinergi dan Berkolaborasi Menyelamatkan Dunia