Sonora.ID - Seakan tidak ada berhentinya, setelah muncul pertama kali di Indonesi, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini terus bermutasi hingga memunculkan varian-varian dari virus tersebut.
Varian terbaru setelah Omicron yang membuat lonjakan ketiga di Indonesia adalah Son of Omicron atau yang biasanya disebut oleh masyarakat Indonesia sebagai Omicron Siluman.
Seperti namanya, varian yang satu ini adalah turunan dari varian sebelumnya, dan memang cenderung tidak menunjukkan gejala sehingga disebut sebagai siluman.
Pecah telor, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan mereka menemukan varian Son of Omicron tersebut, bahkan mereka juga menyatakan merasa kesulitan untuk mencegah kerumunan di tengah kasus baru yang masih tinggi.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah, Kadarmanta Baskara Aji yang mengaku bimbang dengan kondisi saat ini.
Di satu sisi ia mendapatkan instruksi untuk tidak mengerem ekonomi terlalu jauh, tetapi di sisi lain kasus Covid-19 masih terus terjadi.
“Kita ini kan diminta untuk tidak mengerem ekonomi terlalu dalam, otomatis keramaian tetap ada. Masyrakat datang ke Yogyakarta karena ini daerah wisata,” ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Agaknya, antara ekonomi dan Covid-19 ini menjadi kebimbangan banyak pihak.
Karena pemerintah pun hingga saat ini masih terus mengusahakan penekanan kasus penyebaran Covid-19 sambil juga menumbuhkan dan memajukan kembali perekonomian masyarakat di tengah pandemi.
Baca Juga: 339 pasien Corona Dinyatakan Sembuh dan Selesai Isolasi di Wisma Atlet
Aji juga menambahkan bahwa saat ini sudah sulit mencari tempat penginapan karena penuh dengan wisatawan yang berkunjung ke daerahnya tersebut.
Satu hal yang masih terus bisa dilakukan adalah memberikan tanggung jawab kepada masyarakat dengan bekal imbauan untuk tetap disiplin menjalani protokol kesehatan secara ketat, demi keberlangsungan hidup bersama.
“Satu-satunya yang bisa dilakukan orang-orang ecara pribadi harus bisa menerapkan protokol kesehatan. Jangan lepas masker dan selalu cuci tangan,” sambung Aji tegas.
Berjalan bersamaan dengan hal itu, pihak pengelola destinasi wisata juga perlu menerapkan prokes dengan QR Code PeduliLindungi, pemeriksaan suhu, hingga prosedur lainnya yang telah disepakati.
Sebelumnya varian ini ditemukan pada 3 Maret 2022 yang lalu oleh Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyrakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Baca Juga: Kerap Dianggap Tidak Berbahaya, Omicron Juga Memakan Korban Jiwa!