Dengan potensi daerah Donbass yang merupakan sumber tambang batu bara dan kota industry serta mayoritas orang disana berbahasa Rusia, maka dari itu Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan mendukung kemerdekaan Donbass.
Shaktar Donetsk yang berkandang di Donetsk juga merasakan imbas dari perang ini.
Sejak awal mulainya perang ini, yaitu tahun 2014, Shaktar Donetsk sudah menjadi klub yang no maden atau tidak punya kandang dan harus berpindah-pindah kandang untuk menjalani pertandingan sepakbola.
Namun, semua itu bukan penghalang Shaktar Donetsk untuk berprestasi. Nyatanya, mereka tetap bisa menjuarai Liga Ukraina, bahkan mereka dapat juara 4 kali berturut-turut dari musim 2016/2017 hingga musim 2019/2020.
Walaupun begitu, dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina juga membuat operasional klub terganggu hingga pemain-pemain mereka meminta untuk diselamatkan dan pergi dari wilayah Ukraina.
Melansir dari website resmi Shaktar Donetsk, shaktar.com memberitakan jika pemain yang bukan berasal dari Ukraina sudah diselamatkan dan sudah berada di Rumania bersama dengan keluarga mereka masing-masing.
Evakuasi para pemain tersebut dibantu oleh Presiden UEFA, Aleksander Caferin, kemudia Presiden Asosiasi Sepak Bola Ukraina, Andrii Pavelko dan Presiden Federasi Sepak Bola Moldova, Leonid Oleinichencko.
Situasi yang kompleks bagi Shaktar, mereka merupakan bagian dari Liga Ukraina, namun pemilik mereka, yaitu Rihat Akhmetov adalah orang yang berseberangan dengan Presiden Ukraina serta para supporter mereka yang mayoritas orang tambang dan industri dan wilayah kandang mereka yang pro dengan Rusia.
Baca Juga: Negara Tetangga Ikut Siap Sedia, Rusia Dapat Dukungan dari Negara Ini?