Sonora.ID - Kasus kematian artis cantik asal Thailand, Nida Patcharaveerapong atau Tangmo Nida hingga kini masih menjadi perbincangan netizen.

Polisi pun telah menyelesaikan pemeriksaan forensik dan mengkonfirmasi bahwa mendiang Nida meninggal karena tenggelam.

Letjen Pol Jirapat Phumichit, komisaris Kepolisian Daerah 1 Provinsi mengatakan 

Nida mengalami luka dalam di kaki kirinya, kemungkinan disebabkan oleh baling-baling kapal, tetapi forensik belum memberikan indikasi apakah aktris itu jatuh dari kapal, atau didorong.

Ia juga mengungkapkan, polisi tidak percaya dengan pernyataan kelima temannya yang berada di kapal yang sama dengan Nida.

Baca Juga: Terungkap! Ibu Tangmo Nida Ternyata Tak Dekat dengan Anaknya, Tinggal Bersama Usai Sang Ayahnya Meninggal

telah menyerahkan pakaian yang mereka kenakan pada malam hari, telah menjalani pemeriksaan fisik dan telah memberikan sampel DNA untuk analisis forensik, katanya.

luka dan memar yang ditemukan di lengan dan bahu salah satu dari lima teman Nida di kapal bersamanya, yang dikenal sebagai “Job”, dokter yang memeriksa luka tersebut mengatakan kepada media bahwa luka tersebut berusia 5 hingga 7 hari dan tidak disebabkan oleh penyakit.

Seorang dokter pada konferensi pers mengatakan bahwa dia tidak bertanya bagaimana pria itu memperoleh luka-luka, tetapi dia percaya bahwa itu disebabkan oleh benda keras dan bukan perkelahian.

Seorang ahli patologi di Institut Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Polri mengatakan kepada media bahwa mereka tidak dapat memastikan apakah Nida telah buang air kecil sebelum tenggelam, seperti yang diklaim oleh teman-temannya, karena dia sudah lama berada di dalam air.

Associate Professor Dr. Werasak Charaschaisri, seorang ahli forensik, berbicara dengan Thai PBS dan mengatakan bahwa luka yang dalam di kakinya mungkin disebabkan oleh baling-baling perahu, tetapi belum terungkap apakah luka itu disebabkan sebelum atau sesudah kematian.

Baca Juga: Rangkuman Kematian Tangmo Nida, Artis Thailand yang Tewas di Sungai

Dia menjelaskan bahwa laserasi yang panjangnya sekitar 30 cm mungkin telah memotong jauh ke dalam arteri utama, yang akan membatasi kemampuan Nida untuk membantu dirinya sendiri.

Adapun pasir yang ditemukan di paru-paru Nida, dr Werasak menjelaskan bahwa ia masih bernafas saat jatuh ke sungai, karena pasir bisa masuk ke paru-paru saat tenggelam.

Ia juga menjelaskan, karena arus di Sungai Chao Phraya, partikel pasir bisa tersuspensi di dalam air. Karena itu, orang tidak perlu tenggelam ke dasar sungai untuk mendapatkan pasir di paru-parunya.