Camat Kupang Timur Deny Tadoe menjelaskan, bahwa warga yang terdampak badai Seroja di Kelurahan Babau seharusnya delapan keluarga.
Baca Juga: Penjelasan BMKG Mengenai Badai Tropis Teratai serta Dampaknya
Rumah mereka roboh, rata dengan tanah. Namun, data yang sampai ke Kementerian Sosial, ada tujuh rumah sehingga Kemensos merilis ada tujuh unit yang dibangun.
”Saat tim Kemensos datang memantau lapangan, kami melaporkan ada delapan unit, tetapi mereka tetap menolak, dan menyetujui hanya tujuh unit. Setelah kami menyampaikan sejumlah alasan, akhirnya disetujui delapan unit, tetapi dengan catatan jika dana masih cukup untuk tambahan satu unit rumah itu,” ungkap Tadoe, Rabu (2/3/2022).
Tadoe menambahkan, sebelum pembangunan rumah dimulai, dilakukan normalisasi sungai terlebih dahulu.
Masalah utama adalah luapan banjir Sungai Oesao yang merusak permukiman warga setempat. Jika sungai tidak dikeruk, pembangunan rumah itu sia-sia saja. Tidak hanya rumah warga, tetapi semua jenis tanaman perkebunan di kawasan itu ikut hanyut dibawa banjir.
Total kerusakan rumah di Kecamatan Kupang Timur sebanyak 1.200 unit, tersebar di tiga kelurahan, yakni Naibonat, Oesao, dan Babau.
Baca Juga: Mendarat di Kupang, Mensos Salurkan Donasi untuk Penyintas Siklon Seroja di NTT
Empat kelurahan lain juga mengalami kerusakan, tetapi tidak separah tiga kelurahan tersebut. Jumlah 1.200 rumah itu terdiri dari 89 unit rusak berat, 355 unit rusak sedang, dan 756 unit rusak ringan.
Lurah Babau Isak Lubalu mengatakan, Mei 2021, satu bulan setelah badai Seroja, Mensos Risma mendatang lokasi itu. Oktober 2021, staf khusus Kemensos datang, sedangkan Desember 2021 datang lagi staf khusus dari Kemensos bersama kontraktor untuk meninjau lokasi.
"Hari ini dalam agenda kunjungan Ibu Menteri, melihat progres pembangunan rumah warga. Namun, kondisi di lapangan masih seperti itu," ujar Lubalu, Rabu (2/3/2022).
Tanel Tampani (72), calon penerima manfaat berharap kunjungan Mensos Risma dan rombongan ke lokasi itu dan melihat langsung kediamannya, pembangunan secepatnya dilakukan. Rumah darurat yang saat ini sedang ditempati Tampani bersama seorang anak dan tiga cucu merupakan bantuan dari TNI.
Rabu siang (2/3), rombongan Mensos mengunjungi pembangunan pusat kegiatan masyarakat, Community Centre, di Pos Lintas Batas Negara Wini-Oecussi, Timor Leste. Pusat kegiatan masyarakat ini dibangun dari dana pembaca Kompas melalui DKK, Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, dan beberapa lembaga lain.
Community Centre lebih diprioritaskan untuk kegiatan anak muda di perbatasan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Kelompok anak muda perbatasan terus didorong untuk berkreasi dan berinovasi mengembangkan potensi daerah setempat secara digital.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi narahubung:
Anung Wendyartaka
Manajer Eksekutif Yayasan DKK
0816-4818-528