Sonora.ID – Masihkah ingat dengan kisah pilu anak bernama Vanya Krapivin (16) yang sempat geger saat menjadi pahlawan kala menyelamatkan ibunya yang diperkosa?
Anak tersebut dilaporkan meninggal dunia setelah bertahan 19 bulan dengan tengkorak yang hancur.
Kejadian tersebut bermula saat Vanya Krapivin pulang sekolah dan melihat kebiadapan tetangganya, Roman Pronin (37) memperkosa sang ibu.
Sang ibu Vanya, Natalia Krapivina (43) yang saat itu menjerit dan berlumuran darah karena diserang oleh Roman menggunakan pisau dan terus memaksa untuk berhubungan seks dengannya.
Dilansir dari Intisari, saat itu, Vanya memasuki flatnya di Severodvinsk, Rusia, secara mengejutkan melihat pemandangan yang mengerikan itu.
Melihat kejadian tersebut, Vanya langsung mengambil dumbbell 3kg dan memukul pria tersebut.
Sayangnya, Roman Pronin berhasil menangkis serangan dumbbell dari Vanya.
Roman Promis pun mengembalikan serangan dan memukul dumbbell ke kepala Vanya.
Tetangga yang melihat kejadian tersebut langsung memanggil polisi. Sementara Roman Promis diketahui melarikan diri dengan keyakinan mereka berdua sudah mati.
Vanya dan sang ibu ditemukan tidak sadarkan diri di lantai dan penuh darah.
Dikutip dari Nakita.ID, dari kejadian tersebut Vanya mengalami koma hingga 9 bulan sementara sang ibu terdapat 27 luka tusuk.
Baca Juga: Penyelidikan Kematian Tangmo Nida, 5 Temannya yang Jadi Saksi Justru Dicurigai
Beberapa bulan kemudian, ibu Vanya pun dipulangkan dari rumah sakit. Bahkan ia dilaporkan tetap mendatangi rumah sakit untuk mengunjungi anaknya setelah kejadian tersebut,
Sementara putranya yang pemberani menderita kerusakan otak yang serius dan kehilangan hampir semua tulang frontal tengkoraknya.
Ahli bedah dipaksa untuk menghapus sebagian otak Vanya.
Setelah beberapa bulan kemudian, Vanya menunjukkan tanda-tanda sudah mulai sadar setelah melakukan perawatan ahli bedah top Rusia, Leonid Roshal.
Pada bulan Juni, dia pun mulai makan bubur dan makanan yang dihaluskan.
Pada bulan Juli, dia pergi ke pusat rehabilitasi di Moskow di tengah harapan baru untuk perbaikan.
Ia juga sempat melakukan pemulihan ke Spanyol dari dana yang terkumpil.
Namun sayangnya, pada Oktober, Vanya terjangkit flu dan meskipun dalam perawatan intensif, kondisinya kian memburuk sampai meninggal dunia.
Tragisnya, Krapivina yang putus asa justru malah menyalahkan diri sendiri, meski dia juga korban Pronin.
Pronin telah mendapat hukuman penjara selama 14 tahun dan sekarang menghadapi tuduhan pembunuhan tambahan setelah kematian anak itu.
Sumber: Grid.ID