Dalam tayangan YouTube tersebut ia juga menceritakan kisah jatuh bangun dalam berbisnis.
“Saya pulang ke kampung setelah jatuh bangun usaha apa saja dari meninggalkan hijrah itu. Saya mulai belajar dagang lagi, terus sampai saya bangun bisnis buka macam-macam usaha jatuh lagi nggak salah jatuh lagi enggak terlalu banyak jatuhnya lah, jatuhnya yang mungkin udah hampir 20 kali, 2008 awal agak membaik ekonomi ya saya buka masa kebab” cerita dari sang mantan preman tersebut.
Kemudian, setelah mendapat pelajaran dari orang tua di masa dulu ia juga belajar dari para senior pengusaha yang bisa ia terapkan untuk menjalankan bisnis yang sekarang.
Kini dari 700 hektare tersebut, Muhammad Iksan tak hanya memiliki kekayaan untuk dirinya maupun saudara, namun ia juga mengajak teman-temannya untuk bekerja di tambak miliknya.
Meski mayoritas digunakan untuk tambak udang, namun 700 hektare tersebut ia gunakan juga untuk budidaya rumput laut serta tambak bandeng yang memiliki omzet miliaran rupiah.
Bukan tanpa alasan ia memilih tambak udang karena dinilai memiliki profit yang luar biasa hingga hal tersebut benar-benar terbukti dengan melihat kehidupan bang Mandor yang berubah 180 derajat.
“Memilih banyak udang itu kalau kita lihat dari demon dan profit penghasilannya luar biasa, ya istilahnya sampai kita di orang-orang budidaya tuh mengistilahkan enggak ada yang mengalahkan bisnis budidaya udang kecuali bandar narkoba” ucap bang Mandor dengan penuh tawa.
Tercatat, dalam satu klaster jumla udang yang dapat diproduksi kurang lebih 150 ton per siklus tanam dengan tambak udang yang memiliki ukuran 10 hektare.
Dan, ia juga menjelaskan bahwa setiap siklus ia dapat meraup omzet hingga 13 miliar rupiah.
Bila tambah tersebut berhasil dan berjalan dengan lancar, selama satu tahun ia dapat mencapai 50 miliar rupiah untuk tambak yang ia jalankan tersebut.
Baca Juga: Bisa Raih Omzet Jutaan Rupiah, Ini 3 Kiat Sukses untuk Betah Jalankan Bisnis di Tanah Rantau